Musim hujan telah tiba, kita berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala agar menjadikan hujan ini sebagai nikmat dan berkah, tidak menjadi bala dan musibah.
Namun sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama pula bahwa dengan datangnya musim hujan maka musibah banjir acapkali menimpa sebagian daerah di negeri kita ini, sehingga sedikit banyaknya membuat warga harus mengungsi, kekurangan air bersih, dan bagi pengguna jalan harus terkena macet berkali-kali lipat dari yang seperti biasanya.
Jadi apa hubungannya dengan Amar Makruf Nahi Munkar sehingga dijadikan sebagai judul? Jawabannya adalah sangat erat, mengapa? Karena jika kita perhatikan, banjir terjadi disebabkan oleh sebab-sebab yang tampak seperti masalah kebersihan dan sebab-sebab yang tak kasat mata yaitu dosa, maka menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar adalah sebuah solusi untuk mengantisipasi banjir, mari lebih kita jelaskan:
PERTAMA: MASALAH KEBERSIHAN ADALAH SEBAB UTAMA BANJIR
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
[رواه مسلم]
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.(Riwayat Muslim)
Maka dengan semangat Amar makruf Nahi Munkar ini setiap dari berusaha untuk menjaga lingkungan terutama saluran-saluran air di musim hujan ini, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan menegur siapa saja yang melakukannya, karena menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, maka buktikanlah keimanan tersebut.
KEDUA: GOTONG-ROYONG
Semangat bergotong-royong adalah syiar islami, berdasarkan firman Allah Ta’ala:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan melampaui batas.” (QS. Al Maidah: 2)
Maka sebagai seorang muslim hendaklah kita turut aktif bersama masyarakat dalam rangka mengantisipasi musibah banjir ini, dengan sigap dan tanggap tanpa harus menunggu kedatangan petugas kebersihan yang juga terbatas ruang geraknya untuk cepat mengatasi banjir.
KETIGA: ISTIGHFAR DAN JAUHI MAKSIAT
Bencana dalam Islam memiliki konsep sederhana, yaitu sebagai hukuman bagi orang-orang zalim di lokasi bencana itu dan di sisi lain ia hanya sebuah cobaan keimanan bagi kaum mukminin di lokasi yang sama juga, jadi adalah sebuah pilihan bagi kita untuk masuk ke bagian mana, apakah kita termasuk orang-orang zalim yang dihukum dan gara-gara kita orang-orang tak bersalah juga harus tertimpa bencana tersebut atau kita termasuk kedalam golongan kaum mukminin yang sabar sehingga bala bencana akhirnya menjadi tambahan pahala dan pelebur dosa.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآياتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ * وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّ قُلْ لَسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ * لِكُلِّ نَبَأٍ مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)”. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: “Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu”. Untuk setiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS. Al-An’am: 65 – 67)
Terakhir, terdapat satu firman Allah Ta’ala yang menerangkan kepada kita bahwa segala bencana yang terjadi itu disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, dan hasil perbuatan ini dapat dimaknai secara zahir yaitu sebab tidak menjaga kebersihan dan sebagainya, dan makna yang lebih dalam yaitu disebabkan kemaksiatan seperti yang sudah kita jelaskan sebelumnya, berikut firman Allah Ta’ala tersebut dan renungilah:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan, disebabkan perbuatan tangan-tangan manusia. Agar Allah merasakan sebagian dari perbuatan yang mereka lakukan, supaya mereka kembali.” (QS. Ar-Rum: 41).
Mari bersama-sama kita antisipasi musibah banjir dengan menegakkan Amar Makruf Nahi Mungkar diantara sesama agar sebab-sebab zahir dan maknawi pengundang bencana itu dapat ditolak.
Muhammad Hadrami, LC
Mahasiswa Program Magister Jurusan Ushul Fikih LIPIA JAKARTA