Pembaca yang budiman…
Kehidupan kita di dunia tak lepas dari adanya cobaan dan musibah. Inilah fakta yang ada. Namun, banyak manusia tidak mengetahui bahwa hal ini termasuk perkara yang telah ditentukan oleh Allah ta’ala. Berbeda halnya dengan seorang yang beriman, ia mengetahui dan menyakini tanpa sedikitpun unsur keraguan di dalam hatinya bahwa semuanya itu benar-benar merupakan ketentuan Allah ta’ala. Hal inilah yang diyakini orang-orang yang beiman, karena Allah rabbnya telah menghabarkan hal tersebut di dalam kitabNya:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ . لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ .
Setiap bencana/musibah yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semua telah tertulis dalam Kitab (lauhul mahfuz ) sebelum kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput darimu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri (Qs. Al-Hadid : 22-23)
Orang-orang yang berimanpun memahami bahwa hal tersebut merupakan bentuk kebijaksanaan Allah karena Allah Dzat yang Maha Bijak sana. Maka, orang yang beriman berupaya untuk memahami hikmah dalam musibah yang terjadi dengan melihat kepada keterang dari Allah sendiri yang disebutkan di dalam kitabNya al-Qur’an ataupun dengan melihat kepada ketangan RasulNya dalam sabda-sabdanya.
Sungguh seorang mukmin mendapati bahwa di dalam peristiwa itu terkandung hikmah yang sangat mendalam. Allah menghabarkan:
وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الْأَرْضِ أُمَمًا مِنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَلِكَ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Dan kami pecahkan mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan ; di antaranya ada orang-orang yang shaleh dan ada yang tidak demikian. Dan kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran) (Qs. Al-Araf : 168)
Berkata ahli tafsir, dan kami akan uji mereka dengan kelapangan hidup, keluasan rizki dan kami pun akan menguji mereka dengan sempitan dalam penghidupan dan musibah, dengan harapan mereka mau kembali mentaati rabb mereka dan bertaubat dari kemaksiatan yang mereka perbuat. (at-Tafsir al-Muyassar, 3/129)
Karena, musibah itu ditimpakana kepada mereka boleh jadi penyebabnya adalah karena ulah tangan mereka yang mengundangnya. Hal tersebut sebagaimana diisyaratkan dalam firmanNya:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karna perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalannya yang benar) (Qs. Ar-Ruum : 41)
Demikianlah salah satu hikmah di balik musibah dan cobaan yang menyapa manusia. Baik ia seorang muslim ataupun ia seorang kafir.
Hikmah yang lainnya adalah dengan cobaan dan musibah tersebut Allah menampakkan kekuasaanNya yang tak seorang pun mampu untuk membendungnya. Dan bahwa kesemua itu adalah milik Allah ta’ala, maka ia pun berhak untuk memperlakukan milikNya sekehendakNya:
وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. (Qs. Al-Maidah : 17)
Hikmah yang lainnya, dan hal ini berlaku untuk hamba-hambanya yang beriman kepadaNya, bahwa dengan itu Allah menghendaki agar mereka mendulang seabreg kebaikan darinya baik berupa limpahan ampunan dariNya, peningkatan derajatnya,
Rasulullah-shalallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا
Tidaklah suatu musibah menimpa seorang mukmin melainkan dengan hal tersebut Allah menghapus dosa dan kesalahannya, hinggapun hanya sekedar duri yang menusuknya (HR. al-Bukhari)
Beliau juga bersabda:
وَإِنَّهُ لَا يُصِيبُ مُؤْمِنًا نَكْبَةٌ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَ ذَلِكَ إِلَّا حُطَّتْ بِهِ عَنْهُ خَطِيئَةٌ وَرُفِعَ بِهَا دَرَجَةً
Dan tidaklah musibah berupa tertusuk duri atau yang lebih besar daripada itu menimpa seorang yang beriman, melainkan dengannya dihapus kesalahannya dan dengan musibah itu pula derajatkan akan dinaikan (HR. Ahmad)
Dengan sarana itu pula Allah akan semakin menguatkan keimanannnya dan membimbingnya untuk bersikap yang benar dalam menghadapi musibah yang tengah menyapanya. Allah ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada suatu musibah yang menimpa, kecuai dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan member petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (at-Taghabun : 11)
Maka, sesemua ini menjadikan seorang muslim dan mukmin tentram hatinya, ia berprasangka baik kepada Allah ta’ala Dzat yang telah menentukan musibah itu kepada dirinya. Ia pun mengembalikanNya kepada Allah secaya mengatkan, “kami milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali”. Ia pun berdoa kepadaNya agar memberikan pahala atas musibah yang menimpanya dan berdoa pula kepadaNya agar memberikan ganti yang lebih baik dariNya. Wallahu a’lam
Penulis : Amar Abdullah bin Syakir
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet