Sebuah hal yang keliru ketika beranggapan bahwa musibah terjadi hanya karena faktor alam atau kelalaian korbannya, seolah menafikan bahwa itu terjadi bukan karena kehendak Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala menetapkan dengan kehendak-Nya bagi yang bersyukur akan ditambahkan nikmatnya, namun bagi yang kufur? simak ayat berikut:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)
Tahukan Anda apa saja kufur nikmat itu?
Diantaranya adalah tidak menunaikan hak nikmat tersebut dan melanggar perintah dan larangan yang memberi nikmat itu, yaitu Allah Ta’ala.
Seperti tidak menunaikan zakat bagi yang memiliki harta, atau meninggalkan ibadah padahal sehat, dan menggunakan kenikmatan-kenikmatan itu untuk melakukan maksiat kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS Arra’d: 11)
Tafsirnya:
Allah -Subḥānahu wa Ta’ālā- mempunyai malaikat-malaikat yang datang kepada manusia silih berganti, sebagian dari mereka datang di waktu malam, sebagian dari mereka datang di waktu siang, menjaga manusia dengan perintah Allah dari beberapa takdir yang memang Allah tuliskan akan dicegah darinya, mencatat segala perkataan dan perbuatan manusia. Allah tidak merubah keadaan satu kaum, dari keadaan yang baik kepada keadaan buruk yang tidak mereka sukai, hingga mereka sendiri yang merubah apa yang mereka dapati dari keadaan syukur (menjadi keadaan kufur). Bila Allah hendak membinasakan suatu kaum, maka tidak ada yang dapat mencegah kehendak-Nya. Dan kalian -wahai manusia- tidak memiliki penolong yang mengurusi urusan kalian, yang kalian bisa berlindung kepadanya untuk menepis malapetaka yang menimpa kalian. (Tafsir Al-Mukhtashar)
Dan terakhir, simaklah kisah kehancuran negeri Baghdad yang sebelumnya megah dan aman sentosa sebagai pusat peradaban, hingga kemudian hancur di tangan musuh.
(انقلاب الحال بسبب الذنوب)
“لما استرسل ابن كثير رحمه الله في البداية والنهاية في تصوير دقيق لجمال بغداد، ثم انقلاب حالها قال:
“وبدلت بعد تلاوة القرآن بالألحان، وبعد سماع الأحاديث بدرس الفلسفة، وبعد الرئاسة والنباهة بالخساسة والسفاهة…”
قال في حروف دامعة:
“وما أصابهم إلا ببعض ذنوبهم وما ربك بظلام للعبيد”.”
(Hancurnya Keadaan Karena Dosa-dosa)
“Tatkala Ibnu Katsir Rahimahullah dalam kitabnya Al Bidayah wa An Nihayah bercerita panjang lebar tentang keindahan Baghdad yang kemudian berubah keadaannya (hancur), beliau mengatakan:
“(Itu terjadi) ketika bacaan Al Qur’an digantikan dengan nyanyian, ketika majelis Hadits diganti dengan majelis Filsafat dan ketika kepemimpinan dan kecerdikan diganti dengan kedunguan dan kebodohan…”.
Beliau tuliskan dengan huruf yang seperti menitikkan air mata:
“Dan tidaklah ada yang menimpa mereka melainkan karena sebagian dosa-dosa mereka, dan Rabbmu tidaklah zalim kepada para hamba-Nya”.
(Al Bidayah wa An Nihayah)
Maka, semoga kita dapat terus belajar bersyukur dan menjauhi kufur nikmat jika tidak ingin celaka di dunia maupun akhirat.
Penulis : Muhamad Hadromi, Lc
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor