Pada bagian kedua tulisan ini, telah disebutkan empat dari mereka yang merugi di bulan suci, yaitu
- Mereka yang tidak melakukan puasa atas dasar iman dan mencari pahala dari Allah. Namun justru mereka berpuasa karena ingin pamer atau sekedar rutinitas dan kebiasaan belaka.
- Mereka yang tidak menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat malam, karena malas dan merasa berat melakukan ketaatan.
- Mereka yang senantiasa mempertahankan akhlak-akhlak buruk mereka, di mana puasa tidak menghalau mereka dari tindakan-tindakan yang diharamkan.
- Mereka yang membuang-buang waktu di bulan ini, dengan banyak tidur, lalai, menghabiskan waktu di depan chanel-chanel televisi, mendengarkan lagu-lagu dan menonton tontonan yang mengandung murka Allah.
Berikut yang lainnya, di antara mereka yang merugi itu …
- Mereka yang menyia-nyiakan shalat, membelakangi masjid baik dalam shalat Jum’at ataupun jama’ah. Sedangkan Allah ﷻ berfirman
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (Qs. Maryam: 59)
Sungguh, celaka bagi orang yang alpa dan menyia-nyiakan shalatnya, apalagi orang yang meninggalkan shalat! Bulan yang semestinya seorang Muslim menguatkan tali agamanya ; namun justru ia membuatnya kendur, atau bahkan ada yang sama sekali tak ambil peduli dengan agamanya. Orang yang berpuasa namun ia tidak shalat, sungguh ia telah meninggalkan satu rukun Islam yang agung setelah dua kalimat syahadat. Puasanya tak lagi berarti baginya, selama ia meninggalkan shalatnya. Karena shalat adalah tiang dari agama ini. Shalat adalah yang membedakan antara kufur dengan Islam. Mengenai orang yang meninggalkan shalat, mereka akan dibangkitkan bersama pentolan kekafiran dan kemusyrikan. Rasulullah ﷺ bersabda
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلَا بُرْهَانٌ وَلَا نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ
Barang siapa yang menjaga shalat, maka akan menjadi cahaya dan bukti baginya serta keselamatannya (dari api Neraka) pada hari Kiamat. Sedangkan orang yang tidak menjaganya, tak ada cahaya, tidak pula bukti tidak pula keselamatan baginya. Dan pada hari Kiamat ia akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf (HR. Ahmad)
Umar bin Khathab berkata: Tak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat (HR. Ahmad)
Umar juga menulis ke segala penjuru negeri: Sesungguhnya perkara kalian yang paling penting bagiku adalah shalat. Barang siapa yang menjaganya, ia telah menjaga agamanya. Barang siapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk hal lain ia pasti lebih menyia-nyiakannya lagi. Dan tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.
Al Hafizh Adz Dzahabiy berkata: Meninggalkan shalat atau melewatkannya merupakan dosa besar. Bila ia melakukannya berkali-kali, maka ia termasuk pendosa besar, kecuali bila ia bertaubat. Bila ia terus menerus meninggalkan shalat, maka ia termasuk orang merugi yang celaka lagi pendosa (Al Kabair wa Tabyin Al Maharim, hal. 25)
Begitu pula dengan orang yang meninggalkan shalat Jama’ah dan mengakhirkan dari waktunya, sungguh ada ancaman berat pula bagi mereka. Apakah mereka tidak mengerti kedudukan shalat dan urgensinya dalam agama ini?! Bahkan Nabi ﷺ pun tidak memberi keringanan untuk shalat di rumah bagi seorang buta yang tidak mempunyai penuntun ke masjid, lalu bagaimana pula dengan orang yang sehat dan bisa melihat lagi tidak punya udzur? Orang yang seperti ini, meski berpuasa, namun puasanya bukanlah dalam rangka menunaikan perintah Rabbnya. Bila tidak, tentulah ia tidak akan meninggalkan kewajiban yang utama ini. Padahal semua kewajiban adalah satu unit yang satu sama lain saling menopang.
- Mereka yang merusak puasa mereka dengan sengaja; yaitu dengan melakukan hal-hal yang merusaknya secara badaniah seperti hubungan suami istri, makan, minum, onani: atau merusaknya secara maknawi seperti dusta, ghibah, adu domba, dengki, mengejek orang, menghina, berkata keji, mengumbar aurat (tabarruj) dan lain sebagainya.
Di antara hal yang menjadi tujuan puasa adalah untuk membersihkan diri melalui takwa mereka kepada Allah ﷻ. Sehingga puasa menjadi salah satu sebab ketakwaan. Maka seperti disinggung sebelumnya, di samping puasa badan, juga harus berpuasa dari maksiat. Lidah harus dijaga agar tidak mengumbar hal yang diharamkan: seperti ghibah, adu domba, dusta dan semacamnya. Juga tangan agar tidak menyakiti orang lain, mata tidak dibiarkan liar memandang yang diharamkan, dan demikian pula anggota lainnya. Nabi ﷺ bersabda
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِم
Puasa adalah perisai. Maka di hari seseorang berpuasa, janganlah ia berkata-kata keji; jangan pula berbuat gaduh. Bila ada orang yang mencercanya, atau hendak memeranginya, hendaknya ia berkata, sungguh aku sedang berpuasa (Muttafaq ‘Alaih)
Memang puasa menjadi tameng dan perisai yang menghalau maksiat dan sekaligus menolak api neraka, layaknya tameng seorang kesatria yang menjaga dan mementahkan anak panah yang dibidikkan kepadanya. Bila benar puasa seseorang, maka itu akan mencegahnya dari segala hal yang tercela dan dilarang. Orang yang terdorong emosinya, kemudian ia teringat akan hakikat puasa, maka ia pun akan mengurungkan luapan emosinya. Sehingga puasa akan menjaga seorang Muslim dari dusta, ghibah, adu domba, berkata kotor, mengumbar aurat, dan semacamnya. Karena ia tahu bahwa hal itu semua akan merusak puasanya. Sehingga kita perlu meresapi ucapan Jabir bin Abdillah Al Anshariy “Bila kamu berpuasa, maka hendaklah pendengaranmu, matamu, lidahmu juga ikut berpuasa dari dusta dan dosa.”
Dan adalah Abu Hurairah dan para muridnya, bila mereka berpuasa, mereka pun duduk di masjid dan berkata: Kami mensucikan puasa kami. Atsar-atsar ini datang dari riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf. Dan Ibnu Rajab Al Hanbali menukilkan dari sebagian salaf bahwa puasa yang paling enteng adalah sekedar meninggalkan makan dan minum. Dan tidak diragukan lagi bahwa puasa yang hakiki akan membuahkan suatu hal yaitu: mencegah gejolak nafsu, hingga jiwanya pun akan murni dalam ketaatannya kepada Allah (Yas alunaka, Dr. Husamuddin bin Musa Affanah 16/125)
Sehingga tidak mengherankan, bahwa ada sebagian ulama yang memandang batalnya puasa orang yang jatuh dalam maksiat saat ia berpuasa. Meskipun yang shahih adalah bahwa puasanya tidaklah batal; akan tetapi tentunya mengurangi pahalanya. Al Hafizh Ibnu Hajar berkata: Ghibah itu merugikan puasa. Dihikayatkan dari ‘Aisyah dan itu pun menjadi pendapat Auza’i, bahwa ghibah itu membatalkan puasa, dan mewajibkannya untuk mengqadha hari tersebut. Sedangkan Ibnu Hazm lebih keras lagi, di mana ia berkata: puasa menjadi batal disebabkan setiap maksiat yang dilakukan orang yang menyengajanya dan ia ingat akan puasanya. Sama saja apakah berbentuk perbuatan, atau ucapan, berdasarkan keumuman hadis, ‘Maka janganlah ia berkata keji, tidak bertindak bodoh’ dan juga ‘Barang siapa tidak meninggalkan dusta dan mengamalkan kedustaan, maka Allah tidak butuh kepada tindakannya meninggalkan makan dan minumnya’.
Sedangkan jumhur ulama (mayoritas), meskipun mereka membawa larangan dalam hadis tersebut pada pengertian bahwa itu diharamkan, namun mereka memandang bahwa yang membatalkan puasa dikhususkan karena sebab makan, minum dan berhubungan badan (Fathul Bariy 4/104)
Wallahu A’lam
Sumber:
Majalah As-Sunnah, Edisi 12/Tahun XXII/1440 H/2019 M
Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor
Yuk Donasi Paket Berbuka Puasa Bersama
Ramadhan 1442 H / 2021 M
TARGET 5000 PORSI
ANGGARAN 1 Porsi Rp 20.000
Salurkan Donasi Terbaik Anda Melalui
Bank Mandiri Syariah
Kode Bank 451
No Rek 711-330-720-4
A.N : Yayasan Al-Hisbah Bogor
Konfirmasi Transfer via Whatsapp : wa.me/6285798104136
Info Lebih Lanjut Klik Disini