Islam adalah agama penutup yang Rahmatan Lil Alamin, yaitu universal. Dan ini berarti pula bahwa Islam merupakan agama yang tersempurna, karena datang paling terakhir diantara agama-agama samawi sebelumnya dan dijadikan sebagai agama yang terakhir kali diperintahkan oleh Allah Ta’ala untuk memeluknya. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS Ali Imran: 19)
Maka dari itu, seharusnya seorang muslim berbangga dengan statusnya sebagai muslim yang memiliki agama sebagai pedoman hidup terbaik sampai akhir zaman. Dan mengikuti karakter agama lain merupakan suatu sikap tidak percaya diri dan latah.
Allah Ta’ala berfirman:
” Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”. (QS Al Maidah: 48)
masing-masing memiliki aturan dan jalannya. Jadi seorang muslim kewajibannya adalah untuk tunduk dan patuh dengan agamanya sendiri, bukan yang lain.
Maka dari itulah, barangsiapa yang latah dan mengamini ajaran yang lain, maka sejatinya dia sudah termasuk dan menjadi bagian dari mereka.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
((مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ))
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka” (Hr Abu Dawud)
VALENTINE SEBAGAI TRADISI MENYATAKAN CINTA?
Islam punya cara sendiri untuk menyatakan cinta jika itu benar, bukan hanya dengan memberi sebungkus coklat yang murah itu, namun Islam memerintahkan bagi yang memiliki perasaan kepada seseorang untuk memberikan sebuah komitmen dan jaminan kepada calon pasangannya, yaitu akad nikah.
Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
((لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ))
“Tidak ada kami melihat hal yang paling sesuai bagi dua insan yang saling mencintai melainkan menikah”. (HR Abdurrazzaq)
BAGAIMANA JIKA TIDAK MAMPU?
Inilah kesalahan pola pikir yang terjadi pada pemuda kita, dia sudah menyadari tidak mampu secara materi, namun masih juga memaksakan diri untuk menjalin suatu hubungan, maka sejak dari awal sudah tidak ada keseriusan dalam hubungan tersebut, dan bagi paa wanita hendaknya menyadari itu dan tidak tertipu dengan rayuan manis laki-laki yang tidak akan bisa bertangggung jawab. Maka apa solusinya? Ikuti petunjuk berikut, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
((يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَـرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَـرْجِ. وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.))
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; sebab puasa dapat menekan syahwatnya.”(HR Bukhari-Muslim)
JIKA SUDAH TIDAK MAMPU MENAHAN DIRI?
Maka jika seseorang sudah tidak mampu menahan hasratnya dan ditakutkan terjatuh kepada jebakan syaithan yaitu zina, hendaklah dia bertawakkal dengan berusaha semaksimal mungkin untuk menikah, menjemput jaminan yang diberikan oleh Nabi berikut:
((ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ: اَلْمُكَـاتَبُ الَّذِي يُرِيْدُ اْلأَدَاءَ، وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيْدُ الْعَفَافَ، وَالْمُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ.))
“Ada tiga golongan yang pasti akan ditolong oleh Allah; seorang budak yang ingin menebus dirinya dengan mencicil kepada tuannya, orang yang menikah karena ingin memelihara kesucian, dan pejuang di jalan Allah.”(hr Tirmidzi)
Dan Allah Ta’ala juga memberikan motivasi:
((وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ))
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui..[An-Nur/24:32 ].
Jadi sebenarnya menikah itu bukanlah suatu yang memberatkan, bahkan merupakan solusi, karena sejatinya Islam tidak pernah menetapkan jumlah tertentu untuk mahar, akan tetapi sesuai kemampuan. Namun tradisi dan gengsilah yang membuat biaya pernikahan mahal dan terkadang tidak terjangkau, sehingga para pemuda akhirnya memilih jalan pintas untuk melampiaskan hasratnya yaitu pacaran yang tidak jarang berujung zina, wal iyadzubillah.
Maka, seorang pemuda muslim, hendaklah selalu merasa bahwa Allah Ta’ala mengawasi setiap gerak-geriknya, dan surga bukanlah tujuan yang dicapai dengan mudah, namun dengan komitmen, salah satunya adalah menjaga kesucian, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
((مَنْ وَقَاهُ اللهُ شَرَّ اثْنَيْنِ وَلَجَ الْجَنَّةَ: مَـا بَيْنَ لَحْيَيْهِ، وَمَـا بَيْـنَ رِجْلَيْهِ.))
“Barangsiapa yang dipelihara oleh Allah dari keburukan dua perkara, niscaya ia masuk Surga: Apa yang terdapat di antara kedua tulang dagunya (mulutnya) dan apa yang berada di antara kedua kakinya (kemaluannya).”(HR Tirmidzi)
Semoga Allah Ta’ala selalu menaungi kita semua dengan taufik dan rahmat-Nya.
Ustadz : Hadromi Lc
Artikel: <a href=”http://www.hisbah.net”>www.hisbah.net</a>
Ikuti update artikel kami di <a href=”https://www.facebook.com/Hisbahnet” target=”_blank” rel=”noopener”>Hisbah.net</a>
Youtube: <a href=”https://www.youtube.com/user/HisbahTV” target=”_blank” rel=”noopener”>HisbahTv </a>
Instagram: <a href=”https://www.instagram.com/hisbahnet/” target=”_blank” rel=”noopener”>Hisbahnet</a> dan <a href=”https://www.instagram.com/alhisbahbogor/” target=”_blank” rel=”noopener”>Al Hisbah Bogor</a>