Jujur Dengan Hijab: Trend Hijab Modis Syar’i Kah?

Pergulatan antara Haq dan Bathil tidak akan pernah berakhir, bahkan dikala kebenaran akhirnya menang pun kebathilan tidak rela untuk berlama-lama mengalah, ia akan segera mencari cara untuk merusak kemenangan itu.

Fenomena Hijab Syar’i sebagai contohnya, jika kita menarik memori ke beberapa tahun yang lalu, kita akan mengingat momen-momen memilukan tentang Hijab atau Cadar Phobia, Hijab dan Gamis diidentikkan dengan ciri-ciri teroris, ekstrimis dan yang sejenisnya, namun berkat izin Allah Ta’ala kemudian usaha keras ulama kita dalam berdakwah, akhirnya stigma negatif itupun hilang tak berbekas atau minimal berkurang drastis, karena kini hijab di kalangan muslimah menjadi pemandangan yang umum di tempat-tempat terbuka, bahkan menjadi trend fashion bagi sebagian kalangan. satu sisi kita mensyukuri kemenangan melawan cap negatif dari musuh-musuh islam itu, namun belum lama kita merayakannya, musuh-musuh itu segera merusaknya, bahkan kini dari  dalam, maksudnya bagaimana? Begini, jika dahulu tugas kita tentang Berhijab vs Non Hijab, kini bertambah satu lagi: Hijab Syar’i vs Hijab Modis.

 

Hijab sebagai busana khas muslimah yang diwajibkan Allah Ta’ala kepada mereka tentu bukan tidak memiliki standar yang sesuai dengan ketentuan syariat, hijab memiliki standar dan ketentuan, bukan hanya tentang menutup kulit, akan tetapi secara pokok juga harus lebar lapang tidak membentuk lekukan tubuh, tebal tidak menerawang, menutup sempurna semua bagian tubuh, kemudian juga tidak boleh menyerupai kaum kuffar atau bahkan pakaian laki-laki sekalipun juga tidak boleh.

Semua syarat ini merupakan kesimpulan yang diambil para ulama kita ayat-ayat dan hadits-hadits yang mewajibkan hijab yang mana dalil-dalil itu tidak asing lagi ditelinga kita terutama para muslimah, seperti firman-Nya:

 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Ahzab:59)

Sampai disini penulis rasa setiap muslimah sepakat, baiklah selanjutnya mari kita bedah hakikat Hijab Modis, Modis baik itu dari segi bentuknya, modelnya, bahkan warnanya, namun sebelum kita lanjutkan, fokuskan ke potongan dari firman-Nya diatas:

ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ

“Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.”

Dari ayat diatas diatas dapat kita tarik pesan ilahi dibalik kewajiban yang DIA terapkan atas wanita muslimah ini, yaitu pertama agar mudah dikenal, sekilas susah untuk dipahami bagaimana mungkin seorang wanita berhijab bercadar mudah dikenali sedangkan wajahnya tertutup bahkan ada peraturan sekuler yang melarang cadar karena ditakutkan darinya penyamaran kejahatan, jadi apa maknanya? yaitu dikenali sebagai seorang mukminah, seorang muslimah yang taat menjalankan perintah-Nya.

Seorang muslimah yang menjaga harkat dan martabatnya, seorang muslimah yang ingin menyampaikan pesan melalui hijabnya bahwasanya ia merupakan wanita yang terhormat bukan wanita murahan dengan aurat yang dijajakan, dst. sehingga dengan tanda keimanan yang dapat dikenali inilah datang potongan kedua dari ayat diatas yaitu “karena itu mereka tidak diganggu”, ya inilah hikmah dari hijab yang benar, yaitu muslimah berhijab akan terhindar dari perbuatan tidak senonoh yang biasanya dilakukan oleh orang-orang jahat kepada wanita pengumbar aurat yang lewat didepan mereka, dsbg.

Maka jika kita dapat memahami makna berhijab diatas, kita dapati bahwa trend hijab modis bertentangan dengan pesan dan hikmah ilahiah diatas, maksudnya bagaimana mungkin ketika hijab dimaksudkan untuk menutup diri luar dalam yakni hati dan zahir, kemudian datang imbuhan kata modis yang bermakna mengikuti perkembangan zaman dan menarik untuk pandangan, jadi jelas bertentangan antara kewajiban agar seorang wanita menjauh dari perhatian lelaki dengan hijab yang menutupi dirinya dengan hasrat untuk tampil modis yang berarti ingin untuk diperhatikan dengan pakaiannya yang bagus, entah itu model atau warnanya.

Maka dari sini hendaknya seorang muslimah ber muhasabah, jujur dengan hati dan dirinya, tentangnya hijabnya masihkah ia sebuah pakaian kebaikan untuk menarik ridho-Nya, atau ia sudah menjadi seperti pakaian biasanya yang dipakai atau tidak sesuai dengan musim atau agar dipandang sebagai seorang muslimah yang fashionable, modern, cantik, dsbg?

 

Namun koreksi kita tentang berhias dan ingin tampil indah dengan hijab bukan mutlak, bukan berarti dilarang seorang muslimah untuk tampil mewah dst, dibolehkan namun hanya untuk didepan mahramnya, seperti di acara keluarga misalkan, sebagaimana firman-Nya:

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya:

dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS: An Nur:31)

 

Jadi titik koreksi kita diatas adalah fenomena ber Hijab Modis dan berhiasa didepan umum, apalagi di sosial media yang mana setiap waktu dapat diakses oleh siapa saja tak terkecuali orang-orang yang berniat jelek, wal ‘iyadzubillah.

 

Semoga kita semua dapat memahami sinyal-sinyal hidayah Allah yang datang, sehingga tidak mengeras hati untuk bersimpuh kembali ke jalan-Nya, Aamiin.

 

Muhammad Hadhrami Achmadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *