Mengapa Harus Amar Ma’ruf Nahi Munkar? (Bagian 1)


Dewasa ini kita menghadapi tantangan yang tidak mudah, yaitu banyaknya masyarakat yang jauh dari ajaran agama, sehingga kemungkaran terlihat terang-terangan dimana-mana, bahkan hampir tak ada daerah yang benar-benar bebas dari maksiat yang dilakukan secara terang-terangan, sehingga maksiat menjadi hal biasa dan dimaklumi dikalangan masyarakat kita serta dianggap sesuatu yang wajar dan lumrah, bahkan orang yang menentangnya dianggap menyelisihi kebiasaan mayoritas. Misalnya dikalangan remaja seseorang yang jomblo alias tidak mau berpacaran dianggap kurang normal atau tidak laku, lelaki yang tidak merokok dianggap kurang jentel dan bukan lelaki sejati, perempuan yang berjilbab dianggap kuno, dan lain sebagainya. Sehingga orang-orang yang melaksanankan perintah Allah subhanahu wata’ala selalu merasa minoritas dihadapan teman-temannya, bahkan tidak jarang mendapat ejekan dan cacian dari orang sekitar.

Mengapa sampai terjadi demikian padahal Indonesia adalah negara yang mayoritas muslim?? Mengapa orang yang mengamalkan syariat islam justru menjadi aneh dan kuno?? Benarkah sudah datang zaman dimana Islam dianggap aneh lagi sebagaimana yang dikabarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam??

Diwaktu dimana orang yang melaksanakan syariat islam dianggap kuno dan menyelisihi kebanyakan orang, adat barat justru diidolakan, dianggap keren dan pantas untuk ditiru. Begitu juga dengan perayaan-perayaan yang berasal dari non-muslim juga banyak dirayakan oleh pemuda-pemuda muslim. Misalnya perayaan hari ‘valentine’ yang dianggap sebagai hari kasih sayang yang pada hakikatnya adalah pengelabuan terhadap pergaulan bebas di kalangan remaja.

Sebenarnya negara kita tidak miskin dari orang-orang sholeh yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan ajaran agama, namun tidak banyak diantara mereka yang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Sehingga walaupun kewajiban ditinggalkan dan maksiat dilakukan tidak ada kepedulian untuk menegur dan memberi tahu.

Lantas sampai kapankah kita biarkan kemungkaran terus menjamur di negeri ini??

Disinilah diperlukannya orang-orang yang mempunyai kepedulian dan keprihatinan untuk mengubah kemungkaran-kemungkaran yang ada. Dengan amar ma’ruf nahi munkar seseorang umat Nabi Muhammad menjadi mulia, dengan amar ma’ruf nahi munkar pula menjadi jelas perbedaan antara umat Nabi shallahu ‘alaihi wasallam dengan umat-umat terdahulu, dan dengannya pula Allah subhanahu wata’ala tidak menurunkan azab secara menyeluruh kepada suatu kaum.

Allah subhanahu wata’ala berfirman :

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)

Dalam ayat lain Allah subhanahu wata’ala juga berfirman :

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (٧٨)كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (٧٩)

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Ali Imran: 78-79)

Bersambung


Penulis : Arinal Haq

Artikel : www.hisbah.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *