Allah adalah Dzat yang Maha Berkah, nama-namaNya mengandung keberkahan, demikian pula dengan ketentuan-ketentuannya. Dia berfirman,
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Maha Berkah Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (al-Mulk: 1)
تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Maha Berkah nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia (Qs. Ar-Rahman : 78)
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Berkah Allah, Tuhan semesta alam (Qs. Al-A’raf: 54)
Di antara bentuk ketentuannya yang penuh berkah itu adalah Dia menentukan waktu-waktu tertentu yang penuh berkah karena diberkahiNya. Contohnya adalah bulan Ramadhan-bulan di mana kita tengah berada di dalamnya-. Sebagaimana yang terisyartakan dalam sabda RasulNya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
أتاكم رمضان شهر مبارك فرض الله عز و جل عليكم صيامه تفتح فيه أبواب السماء وتغلق فيه أبواب الجحيم وتغل فيه مردة الشياطين لله فيه ليلة خير من ألف شهر من حرم خيرها فقد حرم
Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah azza wajibkan atas kalian puasa (di siang hari) nya, pada bulan tersebut pintu-pintu langit di buka, pintu-pintu neraka ditutup, gembong-gembong setan dibelenggu, pada bulan tersebut Allah memilki suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa yang diharamkan dari kebaikannya sungguh ia telah diharamkan (dari mendapatkan kebaikan yang banyak) (HR. an-Nasai)
Bahkan, di dalam bulan yang diberkahinya tersebut, terdapat waktu-waktu yang penuh berkah. Salah satu waktu yang diberkahiNya di bulan yang diberkahinya tersebut adalah “Waktu Sahur”. Oleh karenanya, selayaknya kita berupaya untuk mendulang keberkahanNya di waktu yang berkah tersebut. Di antara perkara yang patut kita lakukan untuk mendulang keberkahan pada waktu tersebut adalah sebagai berikut :
1. Makan Sahur dan Mengakhirkan Pelaksanaannya
Yakni, bagi siapa di antara kita yang hendak berpuasa pada siang harinya. Sedangkan bagi siapa yang hendak tidak berpuasa karena adanya uzur, semisal sakit dan laiannya. Maka tidak disyariatkan baginya untuk melakukan hal ini. Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam– bersabda,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan (HR. Al-Bukhari, no. 1923)
2. Membantu Orang Lain Untuk Melakukan Ketaatan
Sahur, merupakan bentuk ketaatan kepada anjuran Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam-, siapa yang melakukannya berarti mengikuti petunjuknya. Siapa yang mengikuti petunjuknya niscaya ia akan mendapatkan berbagai bentuk kebaikan, di antara adalah pahala dari Allah ta’ala. Bahkan, orang membantu orang baik dalam bentuk nasehat yang baik mengingatkannya dengan sunnah ini ataupun dengan tindakan nyata untuk melakukan hal ini juga berpeluang untuk mendapatkan pahala, karena ia menunjukkan dan menyeru orang lain kepada kebaikan, sementara Nabi –shallalahu ‘alaihi wasallam– bersabda,
الدال على الخير كفاعله
Orang yang menunjunjukkan kepada kebaikan seperti yang melakukannya. (HR. At-Tirmidzi, no. 2670)
Oleh karenya, orang tua hendaknya membantu anaknya untuk melakukan ketaatan ini dengan membangunkannya. Seorang ibu rumah tangga dengan menyiapkan hidangan untuk keluarganya, dan seturusnya.
3. Mengingatkan Orang Lain dari Terlewat untuk Melakukan Ketaatan
Terkadang, setelah santap sahur, seseorang mengalami rasa kantuk yang sedemikian berat sehingga mendorongnya untuk membaringkan badannya di atas tempat tidurnya hingga akhirnya ia terlelap tidur. Sehingga, boleh jadi ia akan terlewat dari ketaatan yang sangat utama, yaitu shalat Subuh. Oleh kerenanya, hendaknya mereka yang mengalami hal demikian diingatkan. Sebagaimana mengajak melakukakan kebaikan pelakunya mendapatkan pahala, maka demikian pula halnya mengingatkan orang lain dari kesalahan dan kelalaian. Bahkan, sebelum kelalaian itu terjadi, juga pelakunya akan mendapatkan pahala.
4. Banyak Beristighfar, Memohon Ampun kepada Allah ta’ala
Orang-orang yang melakukan hal ini, termasuk orang yang terpuji. Allah berfirman tentang mereka,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16) كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar (Qs. Adz-Dzariyat : 15-18)
Waspadalah … !
Oleh kerena itu, waspadalah Anda dari perkara yang akan dapat memalingkan Anda dari melakukan ketaatan kepada Rabb Anda di waktu yang berkah tersebut.
Akhirnya, Semoga Allah melindungi kita dari segala perkara yang akan melalaikan kita, memalingkan kita dari melakukan ketataan kepadaNya. Amin
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta kelurga dan para sahabatnya.
Amar Abdullah
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,