Pembaca yang budiman, semoga Allah merahmati kita semua

Ketahuilah!, bahwa termasuk bagian dari sisi pendidikan anak yang harus dilakukan oleh orang tua adalah mengenalkan anak kepada rabbnya. Hal ini merupakan pendidikan dasar yang harus diberikan.

Pendidikan ini merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena pentingnya, Rasulullah-shallallahu ‘alahi wasallam– sedemikian perhatian tentang maslah ini, salah satu bukti yang menunjukkan hal tersebut adalah bahwa beliau menggunakan kesempatan ketika tengah bersama dengan anak-anak untuk menanamkan persoalan ini, beliau mengenalkan Allah ta’ala dan menyebutkanNya di hadapan mereka, serta menanamkan prinsip-prinsip keyakinan terhadap Allah ta’ala. Namun, beliau menggunakan gaya bahasa yang sederhana yang diharapkan seorang anak akan dapat memahaminya secara mudah. Perhatikanlah hadis berikut:

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : اهدي إلى النبي صلى الله عليه و سلم بغلة أهداها له كسرى فركبها بحبل من شعر ثم أردفني خلفه ثم سار بي مليا ثم التفت فقال يا غلام قلت : لبيك يا رسول الله قال : احفظ الله يحفظك احفظ الله تجده أمامك تعرف إلى الله في الرخاء يعرفك في الشدة و إذا سألت فاسأل الله و إذا استعنت فاستعن بالله قد مضى القلم بما هو كائن فلو جهد الناس أن ينفعوك بما لم يقضه الله لك لم يقدروا عليه و لو جهد الناس أن يضروك بما لم يكتبه الله عليك لم يقدروا عليه فإن استطعت أن تعمل بالصبر مع اليقين فافعل فإن لم يستطع فاصبر فإن في الصبر على ما تكرهه خيرا كثيرا و اعلم أن مع الصبر النصر و اعلم أن مع الكرب الفرج و اعلم أن مع العسر اليسر.

Dari Ibnu Abbas- semoga Allah meridhainya-, ia berkata, Nabi-shallallahu ‘alaihiwasallam- pernah diberi hadiah seekor keledai oleh Kisra, maka beliau mengendarainya dengan menggunakan tali kekang kendali yang terbuat dari sabut. Kemudian, beliau memboncengkan aku di belakangnya, kemudian beliau bertolak membawa diriku. (Di tengah jalan) aku memalingkan pandanganku.

(melihat hal tersebut) maka beliau mengatakan kepadaku, wahai anak kecil ! aku pun menjawab, labbaik (aku penuhi panggilanmu) wahai Rasulullah, beliau bersabda,“ “Jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), jika kamu (ingin) meminta (sesuatu), maka mintalah (hanya) kepada Allah, dan jika kamu (ingin) memohon pertolongan, maka mohon pertolonganlah (hanya) kepada Allah, Qolam telah mencatat segala apa yang bakal terjadi, seandainya manusia mengerahkan segenap tenaga untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu yang tidak Allah tentukan untukmu niscaya mereka tak akan mampu melakukannya.

Begitu pula sekiranya manusia mengerahkan segenap tenaga untuk menimbulkan madharat kepadamu dengan sesuatu yang tidak Allah tentukan hal tersebut akan menimpamu niscaya mereka tak akan mampu pula untuk melakukannya. Bila engkau dapat beramal dengan kesabaran disertai dengan penuh keyakinan maka lakukanlah. Namun, jika engkau tidak mampu melakukannya maka bersabarlah, karena sesungguhnya dalam kesabaran terhadap sesuatu yang tidak engkau sukai terdapat kebaikan yang banyak dan ketahuilah bahwa bersama kesabaran itu ada pertolongan. Ketahuilah pula bahwa bersamaan dengan kesusahan terdapat jalan keluar. Dan, ketahuilah pula bahwa bersama dengan kesusahan itu ada kemudahan. (HR. Al-Hakim di dalam Mustadraknya, No.6303)

Maka dari itu, kita –sebagai orang tua- hendaklah mengenalkan kepada anak-anak kita tentang Allah sedini mungkin dalam setiap kesempatan dimana kita berpeluang untuk melakukan hal tersebut. sebagai contohnya, ketika makan bersama mereka, maka ajarkan kepada anak-anak kita untuk menyebut nama Allah sebelum mengonsumsi makanan atau minuman yang tersedia. Begitu pula setelah aktivitas tersebut usai, kita ajarkan pula kepada anak kita agar menyebut Allah dengan memujiNya. Begitu pula ketika anak-anak kita hendak masuk kedalam WC atau kamar mandi dan keluar darinya, ketika mengenakan baju dan melepaskannya, ketika hendak dan bangun tidur, dan seterusnya dalam aktivitas kesehariannya secara berulang-ulang. Hal demikian itu, akan semakin menjadikan seorang anak mengenal Rabbnya, sehingga akan tertanam dalam benaknya keyakinan tentang Rabbnya.

Hal ini tentu membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh dari orang tua, disamping itu juga kesabaran. Karena, hal tersebut membutuhkan pengulangan dalam melakukan prosesnya sesering mungkin. Maka, semoga Allah memberikan taufiq kepada kita –para orang tua- untuk dapat bersungguh-sungguh dan sabar dalam melakukan proses ini. tidak lupa pula kita memohon balasan yang baik dariNya atas upaya yang kita lakukan dan atas kesabaran baik kita atas hal tersebut. Amiin

Penulis: Amar Abdullah

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *