Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan semoga Allah menjaganya ditanya :

Orang yang puasa Qadha (mengganti puasa wajib), apakah boleh baginya untuk memutus puasanya ? Bagaimana pula dengan puasa sunnah ?

Syaikh menjawab :

Seseorang yang telah meniatkan untuk puasa Qadha, dan ia pun telah masuk melakukan puasa tersebut, maka tidak boleh baginya untuk memutus puasanya. Sebab, bila ia telah meniatkannya dan mulai melakukannya, maka wajib atasnya untuk menyempurnakan puasanya. Karena suatu amalan wajib yang waktunya ada kelonggaran, bila seseorang telah mulai masuk melakukan amalan wajib tersebut, wajib atasnya untuk menyempurnakannya. Tidak boleh baginya untuk memutusnya. Keleluasaan dan kelonggaran yang ada adalah sebelum ia memasuki perbuatan tersebut. Bila ia telah memasukinya, maka tidak boleh memutusnya.

Adapun puasa sunnah, maka boleh baginya untuk memutusnya. Karena puasa sunnah tidak mengharuskan seseorang untuk menyempurnakannya. Akan tetapi yang lebih utama adalah agar ia menyempurnakannya. Meski boleh baginya untuk memutusnya. Dan itu tidak mengapa. Nabi ﷺ pernah memasuki rumahnya, sedangkan beliau tengah berpuasa sunnah. Ketika beliau dapatkan di rumah ada makanan yang dihadiahkan, beliau pun makan. Beliau memutus puasanya. Ini menunjukkan bahwa puasa sunnah itu tidak berkonsekwensi untuk menyempurnakannya.

 

Sumber :

Fatawa Ramadhan fi Ash Shiyam wal Qiyam wal I’tikaf wa zakat Al Fithri : kumpulan fatwa dari beberapa ulama 1/167; menukil dari Al Muntaqa Min Fatawa Asy Syaikh Shalih bin Fauzan; 3/135

 

Amar Abdullah bin Syakir

 

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *