Ramadhan adalah bulan ampunan bagi mereka yang dapat memaksimalkannya dengan puasa dan qiyamullailnya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa melakukan ibadah puasa karena rasa iman dan mengharapkan pahala dari Allâh Azza wa Jalla, maka dosanya yang telah lewat terampuni. Barangsiapa melakukan ibadah shalat malam karena rasa iman dan mengharapkan pahala dari Allâh Azza wa Jalla, maka dosanya yang telah lewat diampuni. (HR Bukhari)
Namun, seringkali menjadi taat di bulan Ramadhan itu dianggap hal yang instan oleh kebanyakan orang, padahal tidak.
Meskipun para jin dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibukakan, tetap yang menjadi penentu adalah kondisi iman masing-masing individunya, maka tidak heran di bulan puasa tetap masih saja ada orang-orang yang bermaksiat.
Berarti maknanya, ada hal yang harus dipersiapkan sebelum kedatang Ramadhan, agar padanya fisik dan rohani sudah siap untuk melakukan sebanyak mungkin amal dan ketaatan demi mendapatkan ampunan, yaitu bertaubat kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
Ketika seseorang telah bertaubat, maknanya dia menyeseli kesalahannya yang lalu dan berazzam untuk mengoptimalkan kesempatan yang akan datang dan tidak menyia-nyiakannnya.
Maka ketika Ramadhan datang, dia betul-betul telah siap. Dia tidak akan dibuat malas beribadah oleh dosa-dosa dan kebiasaan buruk sebelumnya, namun justru dia akan begitu bersemangat dengan harapan taubatnya yang lalu diterima dan dia meraih ampunan yang besar pada bulan mulia ini.
Demikian, karena sejatinya maksiat itu memiliki efek samping yang jarang disadari, yaitu membuat pelakunya berat untuk melakukan ketaatan setelahnya.
Dan dapat melakukan ketaatan adalah taufik dari Allah Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya yang Dia cintai.
Allah Ta’ala berfirman:
{وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ}
“Dan orang-orang yang selalu mengikuti petunjuk (agama Allah Ta’ala) maka Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketaqwaannya” (QS Muhammad: 17)
Untuk itu, marilah kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menemui bulan yang mulia ini, agar dapat meraih ampunan Allah Ta’ala dan rahmat-Nya padanya.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menaungi kita dengan taufik dan hidayah-Nya.
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: MDH tv (Media Dakwah Hisbah )
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor