Memperbanyak berpuasa di bulan Sya’ban termasuk sunnah fi’liyyah Nabi kita Muhammad –shallallahu ‘alaihi wasallam-Berkata imam al-Bukhari,
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي النَّضْرِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf (ia berkata) mengkabarkan kepada kami Malik dari Abu Nadhr dari Abu Salamah dari ‘Aisyah –semoga Allah meridhainya– ia berkata: adalah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam– berpuasa hingga kami mengatakan, beliau hampir tidak berbuka, dan beliau berbuka hingga kami mengatakan beliau tidak berpuasa. Aku tidak melihat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam– menyempurnakan puasa dalam satu bulan kecuali bulan Ramadhan, dan tidaklah aku melihat beliau lebih banyak untuk berpuasa pada bulan sya’ban.
(al-Jami’ al-Musnad ash-Shahih Min Umuri Rasulillah صلى الله عليه وسلم Wa Sunanihi Wa Ayyaamihi, no. 1969, bab : Shiyamu Sya’ban )
حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا حَدَّثَتْهُ قَالَتْ لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ وَكَانَ يَقُولُ خُذُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّتْ وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً دَاوَمَ عَلَيْهَا
Menceritakan kepada kami Mu’adz bin Fadhalah (ia berkata) menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya dari Abu Salamah bahwa ‘Aisyah –semoga Allah meridhainya– menceritakan kepadanya seraya berkata: tidaklah nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam– berpuasa pada seuatu bulan yang lebih banyak daripada puasa di bulan sya’ban. Sesungguhnya, beliau pernah berpuasa pada buan sya’ban seluruh harinya. Dan beliau –shallallahu ‘alaihi wasallam– mengatakan: lakukanlah amal yang kalian mampu melakukannya, karena sesungguhnya Allah tidak akan bosan hingga kalian bosan. Shalat yang paling dicintai Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ apa yang beliau lakukan secara rutin meskipun sedikit. Dan biasanya bila beliau melakukan sebuah shalat beliau melanggengkannya.
(al-Jami’ al-Musnad ash-Shahih Min Umuri Rasulillah صلى الله عليه وسلم Wa Sunanihi Wa Ayyaamihi, no. 1970)
Faedah :
Dua hadits di atas memberikan banyak faedah, di antaranya :
- Disyariatkannya memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.
- Bolehnya berpuasa sebulan penuh di bulan sya’ban.
- Dianjurkannya untuk melakukan amal sunnah secara kontinyu atau berkesinambungan meskipun sedikit jumlahnya.
- Hendaknya melakukan amal sesuai dengan kemampuan, tidak memberatkan diri dan tidak pula meremehkan.
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,