Diantara dua belas bulan dalam setahun, terdapat 4 bulan yang disebut sebagai bulan haram, 3 diantaranya berurutan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Dan Rajab sebelum Sya’ban.
Kita pasti bertanya-tanya mengapa keempat bulan tersebut dinamakan bulan haram, bukankah begitu? Jawabannya adalah karena pada keempat bulan tersebut haram hukumnya untuk berperang, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ
“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar”. (QS Al Baqarah: 217)
Dan pada keempat bulan ini terdapat hukum khusus terkait pahala dan dosa, yang mana pada bulan-bulan tersebut pelarangan dari perbuatan dosa sangatlah ditegaskan, sehingga bagi yang melanggar maka akan dihukum dengan dosa yang berlipat ganda dari berbuat dosa pada selain bulan haram, Allah berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.”
(QS At Taubah: 36)
Dan berkata Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas:
قال ابن كثير رحمه الله في تفسيره: ( فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ) أي في هذه الأشهر المحرمة، لأنها آكد، وأبلغ في الإثم من غيرها، كما أن المعاصي في البلد الحرام تضاعف.
Maksud dari firman-Nya: “Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.”, yaitu pada keempat bulan haram itu, karena larangan berbuat dosa padanya lebih tegas dan dosanya lebih besar daripada berbuat dosa di bulan lain, yang demikian seperti digandakannya dosa jika dilakukan di tanah haram.
Dan tentang pelipatgandaan pahala disebutkan oleh Imam Al Qurthubi:
وقال القرطبي رحمه الله: كما يضاعف الثواب بالعمل الصالح، فإن من أطاع الله في الشهر الحرام في البلد الحرام ليس ثوابه ثواب من أطاعه في الشهر الحلال”.
“Sebagaimana pahala amal saleh dilipatgandakan, maka barangsiapa yang mentaati Allah pada bulan haram dan di tanah haram maka baginya pahala tidak seperti pahala di selain bulan haram”.
Maka setelah mengetahui keutamaan bulan haram ini, dan kita masih pada bulan Muharram, maka seorang muslim tentu tidak melewatkan kesempatan ini begitu saja, meski sunnah puasa Asyura telah lewat, namun keagungan bulan Muharram masih terbuka untuk amalan-amalan lain tanpa ada batasan, dan semoga Allah Ta’ala menjaga kita dari terjatuh kepada liang maksiat di bulan haram ini.