Saudara/Saudariku Muslim dan Muslimah di mana pun Anda berada…
Romadhan telah berlalu dari kita, puasa di siang hari di bulan itupun telah kita laksanakan. maka, memuji Alloh ta’ala atas taufiq yang Dia karuniakan kepada kita sehingga kita bisa melaksanakan puasa romadhan merupakan hal yang selayaknya kita panjatkan. Dan, kita sangat berharap mudah-mudahan kita mendapatkan apa yang telah dikhabarkan oleh Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda beliau:
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa puasa ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Alloh ta’ala, niscaya diampunkan dosanya yang telah lalu.” (HR. al Bukhori dan Muslim)
Tidak menjadi golongan orang yang beliau khabarkan dalam sabdanya:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa, bagian yang ia dapatkan dari puasanya hanya rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad di dalam al Musnad, no.8856)
Saudaraku… jika kita mendapatkan pengampunan dosa kita yang telah lalu, maka ini tentu merupakan suatu kebaikan dan keuntungan. Dan, tentu ini yang kita inginkan. Namun, jika kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga, maka tentu ini merupakan keburukan dan kerugian bagi kita.
Saudaraku… tak terasa kita sudah hampir setengah bulan meninggalkan bulan romadhan. Barangkali ada sebagian di antara kita yang belum berkesempatan menunaikan salah satu bentuk kebaikan lain setelah puasa di bulan romadhan, yaitu berpuasa 6 hari di Bulan Syawwal yang mana kita tengah berada di dalamnya. Atau bahkan, sangat boleh jadi ada sebagian di antara kita- kaum Muslimin yang belum sampai kepadanya sabda Nabi kita yang mulia Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam:
مَنْ صاَمَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالَ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ.
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadlan, lalu ia mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun”. (HR. Muslim dan yang lainnya)
Maka, melalui tulisan ini, mudah-mudahan saudara kita yang belum mengetahuinya menjadi tahu, dan mendapatkan taufiq dari Alloh sehingga termotivasi untuk mengamalkannya.
Saudaraku… Subhanalloh, mengiringi puasa romadhan dengan berpuasa 6 hari di bulan syawwal beliau – shallallohu ‘alaihi wasallam – mengatakan, “maka ia seperti puasa selama setahun”. Ini tentu merupakan karunia yang banyak yang Alloh berikan kepada kita – ummat Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam- yang sayang jika terlewatkan dari kita.
Ya, masih ada kesempatan. Masih ada kesempatakan untuk berpuasa 6 hari di bulan Syawal…!!!, ayo segera laksanakan mumpung masih ada kesempatan. Engkau bisa melakukannya secara berturut-turut, misalnya, engkau memulai puasa besok hari Senin, lalu anda berpuasa hari berikutnya ; selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu . Engkau bisa juga puasa 6 harinya tidak secara berturut-turut, misalnya hari ahad puasa, senin tidak, selasa puasa, rabu tidak, dan seterusnya hingga engkau berpuasa sebanyak 6 hari. Yang penting masih di bulan syawwal. Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata :
لا بأس بصيامها إنما قال النبي {صلى الله عليه وسلم} ستة أيام من شوال فإذا صام ستة أيام من شوال لا يبالي فرق أو تابع
“Tidak mengapa ia berpuasa, karena Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ’Enam hari dari bulan Syawwal’. Maka bila seseorang berpuasa enam hari tersebut, tidak masalah apakah ia dilakukan secara acak atau berturutan”
Mudahkan ?!
Namun, barangkali engkau bertanya, bagaimana orang yang berpuasa romadhan lalu mengiringi dengan puasa 6 hari di bulan syawwal, Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam mengatakan, “maka ia seperti puasa selama setahun” ?
Jawabnya, marilah kita perhatikan sabda Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam berikut ini, beliau bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ السَّنَةِ.
”Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadlan maka puasa sebulan itu sama dengan sepuluh bulan; dan dengan puasa enam hari setelah berbuka (‘Iedul-Fithri), maka ia melengkapi puasa setahun”. (HR. An-Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra, Ibnu Majah dan yang lainnya)
Al-Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam Syarh Muslim (3/238) :
قال العلماء: وإنما كان ذلك كصيام الدهر لأن الحسنة بعشر أمثالها فرمضان بعشرة أشهر والستة بشهرين، وقد جاء هذا في حديث مرفوع في كتاب النسائي
”Para ulama mengatakan bahwa hal itu sebanding dengan puasa setahun karena satu kebaikan balasannya sepuluh kali lipat dan puasa sebulan Ramadlan sama dengan puasa sepuluh bulan, sedang puasa enam hari sama dengan puasa dua bulan. Keterangan ini juga terdapat pada hadits marfu’ dalam kitab An-Nasa’i” [selesai].
Akhirnya, semoga Alloh memberikan taufiq kepada kita untuk dapat melaksanakan salah satu sunnah nabi kita -shallallohu ‘alaihi wasallam- yang satu ini , yakni : puasa 6 hari di bulan syawwal. Amien
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau. (Abu Umair)