Maksiat, Antara Dampak Negatif dan Keuntungan Meninggalkannya

Maksiat,
Antara Dampak Negatif dan Keuntungan Meninggalkannya

A. Dampak Negatif Kemaksiatan Pada Diri Seseorang

Maksiat berpengaruh buruk bagi hati dan badan di dunia maupun akherat yang tidak diketahui melainkan Allah semata. Diantaranya(Lihat, Kitab Al-Jawab al-Kafi karya Ibnul Qayyim hal : 54 sampai 107, dengan sedikit perubahan):

1. Terhindar dari ilmu, karena ilmu adalah cahaya yang Allah berikan pada hati, sedangkan maksiat mematikannya.
2. Kerisauan yang dirasakan orang yang bermaksiat dalam hatinya antara dirinya dengan Allah, sehingga tidak didapati rasa ketenangan sama sekali.
3. Kerisauan yang ia rasakan antara dirinya dengan manusia, terutama orang-orang yang baik dan istiqamah.
4. Urusannya menjadi rumit, apa yang akan ia lakukan seakan tertutup atau sulit baginya.
5. Kegelapan yang ia dapatkan dalam hatinya. Sehingga hati dan badannya menjadi lemah serta ia diharamkan dari ketaatan.
6. Kemaksiatan mengurangi umur dan menghilangkan keberkahannya untuk selamanya, Na’udzu billah.
7. Kemaksiatan menimbulkan maksiat lainnya, sehingga seorang hamba sulit untuk meninggalkannya.
8. Dampak negatif paling samar yang akan menimpanya adalah kemaksiatan akan melemahkan keinginannya, sehingga maksiat menjadi kuat dan taubat menjadi lemah.
9. Hati menganggap kemaksiatan sebagai hal biasa bahkan bisa jadi ia merasa bangga dengan kemaksiatan tersebut, maka ia pun sulit melepaskan diri darinya.
10. Maksiat dapat mematikan rasa ghirah dalam hati dan menghilangkan rasa malu, padahal ialah yang menjadikan hati menjadi hidup.
11. Pelaku maksiat akan termasuk dari mereka yang dilaknat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, wal ‘iyadzubillah.
12. Pelaku maksiat terhindar dari doa Rasulullah dan doa para malaikat mulia yang berdoa bagi orang-orang yang beriman.
13. Menyebabkan Allah –سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى -lupa pada hamba-Nya, inilah suatu kebinasaan
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ [الحشر : 19]
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”. (Q.S Al-Hasyr : 19)
14. Apabila dosa sudah menumpuk, maka hati akan di stempel menjadi orang yang lalai
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ [المطففين : 14]
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka”. (Q.S Al-Muthaffifin : 14)
15. Termasuk dari hukuman bagi pelaku maksiat, apa yang Allah timpakan berupa rasa takut dalam hatinya, karena ketaatan adalah benteng Allah yang kokoh.
16. Seorang hamba dalam saat-saat yang sulit dan berat, terutama ketika saat sakaratul maut, sehingga ia mendapatkan suul khatimah.

B. Keberuntungan Meninggalkan Dosa dan Maksiat
• Di Dunia
Imam Ibnul Qayyim –رَحِمَهُ اللهُ – (Al-Fawaaid oleh Imam Ibnul Qayyim hal 152)
berkata : “Maha Suci Allah Tuhan semesta alam, seandainya tidak diperoleh keberuntungan dengan meninggalkan dosa dan maksiat melainkan hanya :
Terpeliharanya muru’ah, kehormatan, kedudukan dan harta yang Allah jadikan sebagai penopang maslahat duniawi dan ukhrawi, kecintaan makhluk, kehidupan yang lebih baik, ketenangan badan, hati dan jiwa, lapang dada, rasa aman dari gangguan orang-orang fasik dan jahat, jauh dari kegundahan dan kesedihan, kemuliaan jiwa dari kemungkinan menjadi hina,
terpeliharanya cahaya hati dari gelapnya maksiat, menemukan jalan keluar yang tidak didapatkan oleh orang fasik dan jahat, kemudahan mendapat rizki dari arah yang tidak ia sangka, kemudahan mendapat apa yang sulit didapatkan oleh para pemimpin kefasikan dan kemaksiatan, kemudahan untuk taat, memperoleh ilmu, pujian yang baik dari manusia dan banyaknya doa mereka untuknya, kemanisan yang didapatkan oleh wajahnya, kewibawaan dirinya pada hati manusia,
pembelaan dan penjagaan mereka padanya jika ia di ganggu atau dizalimi, pembelaan manusia terhadap kehormatannya jika ada yang menggunjingnya, doanya segera dikabulkan, hilangnya kerisauan antara dirinya dengan Allah, kedekatan malaikat pada dirinya, jauhnya setan manusia dan jin darinya, manusia berlomba-lomba untuk melayaninya, menyayangi dan bersahabat dengannya, ia tidak takut mati, bahkan ia bahagia karena akan menghadap, bertemu dan kembali pada Tuhannya, dunia menjadi kecil dalam pandangannya, sebaliknya akherat menjadi berharga, ia bersemangat untuk meraih kekuasaan dan keberuntungan yang besar di akherat, ia dapat merasakan lezatnya ketaatan dan iman, doanya para pemikul Arsy dan malaikat di sekitarnya, kegembiraan malaikat pencatat amalan dan doa mereka di setiap saat, tambahan akal, pemahaman, iman dan pengetahuannya, ia mendapatkan kecintaan dan perhatian Allah serta Dia gembira atas taubatnya.

• Kala Meninggal Dunia

Para malaikat akan memberi kabar gembira padanya dengan Surga, tiada kekhawatiran atau kesedihan, ia berpindah dari penjara dan sempitnya dunia menuju salah satu dari taman surga, kenikmatan surga ia dapatkan sampai hari Kiamat.

• Di Akhirat

Pada hari Kiamat, ketika manusia berkeringat dan dalam keadaan panas, ia berada dalam lindungan Arsy. Setelah manusia berpaling dari hadapan Allah, ia berada di barisan kanan bersama para wali-wali Allah yang bertakwa dan golongan- Nya yang mendapat keberuntungan, ini adalah anugrah dari Allah yang Dia berikan pada siapa yang Dia kehendaki. Allah memiliki karunia yang besar. Maka beruntunglah orang yang meninggalkan dosa, sebagaimana pesan Al-Hasan al-Basri : “Wahai anak Adam, meninggalkan dosa adalah lebih mudah ketimbang bertaubat ”

Wallahu A’lam

Sumber :
Syu’mu al-Ma’shiyah Wa Atsaruhu Fii Hayati al-Ummah Minal Kitabi Wa Sunnah, Abdullah bin Muhammad bin as-Sadhan (et, hal.43-47)

Amar Abdullah bin Syakir

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Youtube HisbahTv,
Follow Instagram Kami Hisbahnet dan alhisbahbogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *