LGBT Adalah Dosa Besar

Allah Ta’ala menurunkan agama dan para rasul dengan kitab-kitab-Nya sebagai petunjuk bagi kehidupan manusia, dan menjadikan tujuan dari kehidupan itu adalah beribadah kepada Allah Ta’ala.

Dan ibadah adalah melakukan perintah dan menjauhi larangan Allah Ta’ala dan rasul-Nya.

Allah Ta’ala berfirman memerintahkan:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.  (QS Al Hasyr: 7)

Dan yang termasuk dari larangan Allah Ta’ala adalah zina, baik itu dengan lawan jenis terlebih lagi dengan sesama jenis.

Secara umum Allah Ta’ala melarang zina dalam firman-Nya:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS Al Israa: 32)



Kemudian Allah Ta’ala menceritakan kisah azab-Nya yang diturunkan kepada kaum Nabi Luth yang berzina dengan sesama jenis, yaitu firman-Nya:

اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّنْ دُوْنِ النِّسَاۤءِ ۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ ﴿الأعراف : ۸۱﴾

“Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf: 81)

Maka Allah Ta’ala mengazab mereka:

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ

Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah dengan bertubi-tubi”. (QS Hud: 32)



 

Dan perlu dipahami, jika suatu larangan itu mengakibatkan hukuman di dunia ataupun adzab di akhirat, maka itu menunjukkan bahwa yang dilarang tersebut adalah dosa besar. Dan dosa besar itu akan mencelakakan cepat atau lambat, di dunia dan pasti di akhirat jika mati dalam keadaan belum bertaubat.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَات

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi bersabda: “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah itu? Baginda bersabda: “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari medan peperangan dan menuduh wanita mukminah yang suci berbuat zina”.(HR Bukhari No: 2560)

Maka, hendaklah seorang muslim menjaga diri dan keluarganya dari dosa yang keji dan menyimpang ini, yang mana hukumannya bukan hanya di akhirat, namun juga di dunia seperti terkena penyakit menular seperti HIV/AIDS dan selainnya.

 

Semoga Allah Ta’ala menjaga kita semua…

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *