Allah ta’ala berfirman,
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ [لقمان : 14]
“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu.” (Qs. Lukman : 14)
Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-bersabda,
لَا يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak akan bersyukur kepada Allah orang yang tidak bersyukur kepada manusia” [1]
Sebagian ulama Salaf mengatakan, “Kufur nikmat termasuk di antara dosa-dosa besar, dan sebagai bentuk mensyukuri nikmatnya dapat dilakukan dengan balasan (dibalas kembali) atau dengan (memanjatkan) doa.”
**
Penjelasan :
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin-رَحِمَهُ اللهُ –berkata [2] :
Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- telah bersabda,
“Barangsiapa yang telah menerima kebaikan dari orang lain, kemudian ia berkata kepadanya, “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, “ maka ia telah memujinya setinggi-tingginya.”
Jika seseorang telah berbuat kebaikan kepadamu, baik dengan harta, sebuah bantuan, ilmu, nasehat atau yang lainnya, maka Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-memerintahkan untuk membalas kepadanya, maka beliau bersabda, “Ketika kalian menerima sebuah kebaikan dari seseorang, maka balaslah.”
Membalas kebaikannya tentu disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang. Sebagian orang ada yang menginginkan agar kebaikannya dibalas dengan sejumlah kebaikan yang telah kamu terima atau lebih. Sebagian ada yang meminta balasannya hanya dengan doa dan ia tidak rela jika dibalas dengan harta. Misalnya orang terpandang yang memiliki banyak harta, berkedudukan dan terhormat, ketika ia memberikan hadiah kepadamu lalu engkau membalasnya seperti apa yang telah ia berikan kepadamu, maka ia akan merasa kurang dihargai. Sebaliknya terhadap orang seperti ini, engkau harus mendoakannya. “Jika kalian tidak bisa membalas kebaikannya, maka doakanlah, sehingga ia melihat bahwa kalian telah membalasnya.”
Contohnya ketika engkau diberi sesuatu, maka doakanlah ia (sang pemberi) dengan, “Mudah-mudahan Allah membalasmu dengan kebaikan.” Doa ini sudah cukup sebagai ucapan terima kasih karena jika Allah ta’ala membalasnya dengan kebaikan, maka ia akan beruntung di dunia dan akhirat.
Wallahu A’lam
Amar Abdullah bin Syakir
Catatan :
[1] HR. Abu Dawud, hadis nomer 4811.
[2] Syarhu Riyaadhis Shaalihiin, hal. 252, Baabu Fii Masaa-ila minad Du’aa-i
Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: Hisbahtv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor