Mengingat kembali salah moment tahun 2013, yaitu ketika parlemen Amerika Serikat mengesahkan pernikahan sesama jenis dan macam-macamnya (LGBT), dan pada saat itu juga salah satu Perusahaan Warung Kopi ternama mengumumkan dukungannya terhadap kebijakan tersebut, bahkan tidak hanya sampai disitu, CEO perusahaan tersebut malah memberikan pesan yang sangat arogan kepada sesama pebisnisnya, bahkan konsumennya bahwa bagi siapa yang tidak suka dengan sikap mereka terhadap kebijakan parlemen Amerika Serikat tersebut maka tidak perlu untuk menjalin bisnis dengan mereka, dan bagi para konsumen agar mencari warung kopi yang lain.
Sikap Starbucks Indonesia:
Starbucks Indonesia sebagai cabang tentu akan mengikuti arahan pusat, namun menurut Pihak Starbucks Indonesia, mereka akan tetap memperhatikan kondisi budaya Indonesia, yang mana jelas Indonesia bukan negara sekuler yang menghalalkan LGBT.
Namun pernyataan yang masih menggantung tersebut tentu masih menimbulkan kontroversi bagi umat Islam Indonesia, terutama bagi Ormas-ormas Islam yang sangat peduli dengan keadaan umat, seperti sikap yang diutarakan oleh salah satu dari dua ormas Islam terbesar Indonesia, pihaknya menyerukan seruan boikot, agar pihak Perusahaan Warung Kopi tersebut tidak meremehkan pasarnya. (https://m.detik.com/news/berita/d-3544742/bos-starbucks-dianggap-dukung-lgbt-muhammadiyah-serukan-boikot)
Sikap Kita
Sebagai seorang muslim tentu aturan yang paling wajib kita dengar adalah aturan Allah dan Rasul-Nya, yang dalam hal ini Islam jelas sangat mengecam praktik prostitusi atau zina dan mengharamkannya, apalagi terhadap LGBT yang bertolak belakang dari fitrah manusia.
Jadi apakah kita mengharamkan kopinya? Tidak! bukan kopinya, akan tetapi produsennya yang harus diberikan pelajaran.
Allah Ta’ala berfirman:
{وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ} المائدة ٢
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Maka dengan berhenti mengkonsumsi produk mereka berarti kita telah berhenti membantu mereka untuk tumbuh dan berkembang membawa sikap yang meremehkan sikap agama Umat Islam sebagai konsumen terbesar mereka di negeri ini.
Masih Ragu?
Jika anda masih ragu untuk menyatakan sikap NO untuk mereka atas dasar boikot, maka ikuti saja petunjuk Nabi berikut:
( دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ) رواه الترمذي وأحمد وابن حبان
“Tinggalkanlah apa yang ragu bagimu, dan berpalinglah kepada apa yang tidak meragukan (pasti)“
Jadi, karena aktivitas nongkrong dan ngopi memang sudah mengakar, apa salahnya mencari Warung Kopi lain, masih banyak dengan harga yang lebih terjangkau dan milik anak negeri sendiri.
Say Big No to LGBT!
Muhammad Hadhrami Achmadi