1. Amr bin Tsabit al-Anshari
Ada kisah lain yang menunjukkan bahwa hidayah itu betulbetul berada di tangan Allah جل جلاله .Ada orang yang diberi hidayah tatkala kondisinya sedang sulit. Dikisahkan ada seorang bernama Amr bin Tsabit al-Anshari.
Waktu Nabi صلى الله عليه وسلم datang ke kota Madinah mendakwahkan Islam, dia tidak mau beriman, Akan tetapi kemudian dia beriman tatkala terjadi perang Uhud. Ketika itu umat Islam berada dalam kondisi terdesak, dimana umat Islam yang hanya berjumlah 700 orang dihadang 3000 pasukan. Dalam kondisi tersebut, barulah Amr bin Tsabit masuk Islam. Tatkala dia telah menyatakan keislamannya, maka masuklah dia dalam peperangan dan mati syahid.
Padahal dia tidak pernah sujud walau hanya sekali. Akan tetapi begitulah kehendak Allah yang menginginkan hidayah dipenghujung kehidupannya. Kata para ulama, orang yang mendapatkan hidayah dipenghujung hayatnya, kemungkinan besar ada kebaikankebaikan di dalam hatinya. Adapun orang yang awal kehidupannya berada di atas hidayah, namun akhir hayatnya terlepas dari hidayah tersebut, kemungkiman besar juga karena berkaitan tentang kebaikan-kebaikan hatinya. Dalam salah satu sada Nabi صلى الله عليه وسلم mengatakan,
“Ada seseorang yang melakukan amalan penghuni surga hingga terlihat oleh manusia menjadi penghuninya padahal ia termasuk penghuni neraka, sebaliknya ada seseorang yang melakukan amalan penghuni neraka hingga terlihat oleh manusia ia menjadi penghuninya padahal ia adalah penghuni surga.” (HR. Muslim 1/106 no. 112)
Ada sebuah kisah di Arab Saudi dari al-Qashimi yang memiliki buku terkenal dengan judul Ash-Shira’ Bayna at-Tauhid wa al-‘Ashariyyah (pertarungan antara tauhid dan penyembahan berhala) 2 jilid, Buku tersebut adalah buku yang indah dan sampai saat ini masih digunakan untuk membantah kekufuran. Akan tetapi banyak orang mengatakan bahwa orang ini memiliki penyakit sombong dan angkuh karena tidak ada yang menulis sepertinya di zamannya, sehingga akhirnya kesombongannya membawa dia kepada kemurtadan.
Oleh karenanya seseorang harusnya berhati-hati tatkala dia melakukan amal salih, jangan sombong. Karena bisa jadi orang melihat kita adalah orang yang salih, akan tetapi di dalam hati kita ternyata ada penyakit. Sehingga bisa jadi hidup kita ditutup sengan su’ul khatimah. Begitu pula sebaliknya mungkin ada seseorang yang musyrik, akan tetapi karena memiliki hati yang baik, Allah berikan hidayah di akhir hayatnya untuk dia masuk
Islam seperti kisah Amr bin Tsabit. Ini membuktikan bahwa hidayah kadang datang disaat yang tidak kita duga.
2. Nu’aim bin Mas’ud Al-Ghatafany
Sahabat yang satu ini masuk Islam tatkala terjadi perang Khandaq. Dan kondisi pada perang khandaq adalah kondisi yang lebih dahsyat bagi kaum muslimin daripada kondisi pada saat prang Uhud. Allah جل جلاله berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika bala tentara datang kepadamu, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat terlihat olehmu. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ahzab : 9)
Kaum muslimin tatkala itu diserang oleh sepuluh ribu pasukan Al-Ahzab yang terdiri dari kaum Quraisy empat ribu orang dan dari kabilah Ghatafan beserta yang lainnya berjumlah enam ribu orang. Dan pada saat itu kaum muslim berjumlah kurang lebih dua ribu orang. Tatkala itu situasi seakan-akan menunjukkan bahwa kaum muslimin akan kalah dan hancur. Namun dalam kondisi genting seperti itu, ternyata ada seorang dari kabilah Ghatafan yang masuk Islam, dialah Nu’am bin Mas’ud. Padahal pada saat itu sebenarnya sangat mustahil musuh akan masuk Islam, karena musuh mengira bahwa mereka akan menang melawan kaum muslimin.
Maka tatkala dia masuk Islam, maka Nabi صلى الله عليه وسلم pun memerintahkannya untuk melakukan taktik dalam peperangan yang akhirnya berhasil memporak-porandakan barisan kaum Yahudi dan kaum musyrikin. Intinya adalah Nu’aim masuk Islam tatkala kondisi genting. Padahal dalam kondisi kaum muslimin yang terkepung, biasanya yang muncul adalah seorang munafik. Akan tetapi ternyata ada orang yang masuk Islam dari golongan musuh. Begitulah hidayah yang terkadang datang tanpa di duga duga.
Inilah beberapa kisah tentang bagaimana hidayah menyapa para sahabat karena sebab-sebab yang tidak terduga. Karena jika Allah berkehendak, maka siapapun orangnya akan masuk Islam. Adapun kisah orang-orang saat ini yang disapa oleh hidayah tanpa diduga di antaranya adalah kisah yang saya dapatkan dari Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin alAbbad. Dikisahkan bahwa suatu hari ada orang Arab yang jahil berkunjung ke negeri orang kafir di Eropa. Tatkala dia masuk ke negera tersebut, dia mengambil seorang tour guide yang dia adalah seseorang yang percaya kepada Allah tapi non muslim. Maka suatu malam masuklah mereka berdua ke suatu diskotik dan minum khamar.
Tatkala mereka meminum khamar tersebut, orang Arab tersebut berkata, “Semoga Tuhan mengampuni dosa saya”. Maka orang kafir yang bersamanyapun berkata, “Semoga saya demikian”. Orang Arab itu kemudian menanggapi perkatan orang kafir tersebut, “Kamu tidak akan diampuni. Jika kamu kafir, maka kamu di neraka jahannam selamalamanya. Namun jika kita bertauhid, walaupun kita bermaksiat, kita mungkin akan masuk neraka tapi kemudian akan masuk surga”. Maka orang kafir pun akhirnya memikirkan perkataan orang Arab tersebut.
Akhirnya tour guide tersebut berfikir dan merenungkan bagaimana mungkin dia tidak selamat, sedangkan mereka berdua dengan orang Arab sama-sama meminum khamar. Maka setelah itu diapun membaca dan mencari tahu tentang Islam sehingga akhirnya diapun masuk Islam. Dan saya dikabarkan bahwa tour guide tersebut telah belajar di Universitas Islam Madinah.
Lihatlah, lagi-lagi ini menunjukkan kepada kita bahwa seseorang bisa masuk Islam tanpa terduga. Sebagaimana kisah di atas, seseorang bisa masuk Islam gara-gara menemani seseorang untuk meminum khamar. Dialog yang tidak begitu panjang ternyata mengetuk pintu hatinya untuk memperlajari Islam.
Wallahu a’lam
DR. FIRANDA ANDIRJA – Saat Hidayah Menyapa
Dengan perubahan sedikit