Pada edisi sebelumnya, telah kita sebutkan lima di antara keutamaan tauhid, yaitu :
- Allah akan menghapus dosa-dosa orang yang mentauhidkan-Nya
- Tauhid adalah tingkat keimanan yang tertinggi
- Tauhid sebagai syarat utama diterimanya semua amal ibadah
- Tauhid merupakan sebab utama dihapuskannya dosa
- Orang yang benar-benar merealisasikan tauhid akan masuk jannah (surga) tanpa hisab
Pada edisi kali ini akan kita lanjutkan pembahasan keutamaan tauhid, yaitu :
6. Orang yang tauhidnya benar akan masuk surga
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah :
مَنْ لَقِيَ اللهَ لاَ يُشْرِكُ بِه شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ
Artinya, “Barangsiapa bertemu Allah (meninggal dunia) dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu (apapun), niscaya dia akan masuk surga.” (HR. Muslim).
Adapun masuknya orang yang tidak berbuat syirik ke dalam surga maka itu merupakan hal yang pasti. Akan tetapi jika dia bukan pelaku dosa besar yang terus menerus dilakukan sampai meninggal dunia maka dia akan langsung masuk surga. Sedangkan jika dia pelaku dosa besar hingga akhir hayatnya dan belum bertaubat maka yang demikian di bawah kehendak Allah . Jika Allah mengampuni, maka akan masuk surga secara langsung tanpa diadzab. Dan jika tidak diampuni, maka akan diadzab terlebih dahulu kemudian dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. (Fathul Majid, hal. 84).
7. Tauhid merupakan sumber keamanan
Sebagaimana firman Allah :
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Artinya, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’aam: 82).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah : “Orang-orang yang mengikhlaskan ibadah mereka hanya untuk Allah saja dan mereka tidak menyekutukan Allah sedikitpun, mereka itu akan mendapatkan keamanan pada hari kiamat dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk di dunia dan akhirat.” (Fathul Majid, hal. 36).
Yang dimaksud dengan kezhaliman pada ayat di atas adalah syirik sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud :
“Tatkala turun ayat ini, para shahabat berkata : “Siapa di antara kami yang tidak pernah mendhalimi dirinya?” Kemudian Rasulullah bersabda : “Bukan demikian maksudnya, apakah kalian tidak mendengar perkataan Luqman: sesungguhnya kesyirikan itu adalah kedhaliman yang besar.” (HR. Al Bukhari).
8. Orang yang bertauhid kepada Allah ‘azza wa jalla akan mendapatkan petunjuk yang sempurna, dan kelak di akhirat akan mendapatkan rasa aman
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
اَلّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Artinya, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’aam: 82).
Di antara permohonan kita yang paling banyak adalah memohon agar ditunjuki jalan yang lurus:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
Artinya, “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka.” (QS. Al-Faatihah: 6-7).
Yaitu jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang shalih.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Artinya, “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baik-nya.” (QS. An-Nisaa’: 69).
Kita juga memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar terhindar dari jalan orang-orang yang dimurkai Allah dan jalan orang-orang yang sesat, yaitu jalannya kaum Yahudi dan Nasrani.
9. Orang yang bertauhid kepada Allah akan dihilangkan kesulitan dan kesedihannya di dunia dan akhirat.
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًاوَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Artinya, “…Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka…” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada Allah kalau dia tidak bertauhid. Orang yang bertauhid dan bertakwa akan diberikan jalan keluar dari berbagai masalah hidupnya. [Lihat, al-Qaulus Sadiid fi Maqaashid Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di].
Bersambung.
Selanjutnya: Keutamaan Tauhid (bagian 3)
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet