Keutamaan dan Faedah Puasa

Pembaca yang budiman…

Keutamaan puasa itu cukup banyak,  di antaranya adalah :

  1. Bahwasanya puasa telah dikhususkan oleh Allah bagi diri-Nya, dan bahwasanya Dialah yang langsung memberikan pahalanya, dengan melipatgandakan pahalanya untuk orang yang berpuasa dengan tanpa batas. Hadits menyebutkan,

إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أُجْزِي بِهِ.

“Kecuali puasa, karena puasa adalah milik (bagi)-Ku dan Aku yang memberikan pahalanya.” (HR. Al-Bukhari).

  1. Sesungguhnya puasa itu tiada tandingannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عليك بالصوم فإنه لا عدل له

“Hendaklah kalian berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu tiada tandingannya (HR. an Nasai. Syaikh al Albani berkata, “ hadis ini shohih “.

  1. Do’a orang yang berpuasa tidak ditolak, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثلاثة لا ترد دعوتهم الإمام العادل والصائم حين يفطر ودعوة المظلوم

“Tiga kelompok orang yang doa mereka tidak tertolak, ( yaitu ) :  seorang pemimpin yang adil, orang yang berpuasa tatkala berbuka,dan doanya orang yang terzhalimi.” (HR. al Baiaqi di dalam Syu’abul iman )

  1. Orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan, yaitu apabila ia berbuka puasa ia gembira karenanya, dan apabila ia bertemu dengan Tuhannya ia bahagia karena puasanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

“orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan, yaitu : apabila dia berbuka dan apabila ia bertemu dengan Robnya.” (HR.Muslim)

  1. Puasa dapat memberikan syafa’at pada hari Kiamat kepada orang yang berpuasa, dimana ia akan berkata, “Wahai Rabbku, aku telah menghalanginya dari makanan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberikan syafa’at kepadanya”,  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ ( رواه أحمد )

“Puasa dan al Qur’an member syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat, puasa berkata, “ wahai robb, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat pada siang hari , maka izinkanlah kepadaku untuk member syafa’at kepadanya. Dan, al Qur’an  berkata, “ aku telah menghalanginya tidur di malam hari, oleh karena itu, izinkanlah kpeadaku untuk member syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diberi izin untuk memberikan syafa’at.” ( HR. Ahmad)

  1. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada harumnya minyak kasturi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad dalam genggaman tanganNya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari Qiyamat dari pada bau minyak kasturi.” ( HR. Muslim)

  1. Puasa adalah perisai dan benteng yang paling kuat (yang mencegah) dari api neraka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الصِّيَامُ جُنَّةٌ وَحِصْنٌ حَصِينٌ مِنْ النَّارِ

“Puasa adalah perisai dan benteng yang kokoh dari Neraka.” ( HR. Ahmad )

  1. Barangsiapa yang berpuasa satu hari fi sabilillah(di jalan Allah) niscaya Allah menjauhkan mukanya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

« مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا »

“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah menjauhkan wajahnya karenanya dari Neraka sejauh 70 tahun perjalanan.” (HR. Muslim)

  1. Barangsiapa berpuasa satu hari karena semata mengharap keridhaan Allah dan ia mati dalam keadaan berpuasa, niscaya ia akan masuk surga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa berpuasa satu hari karena semata mengharap keridhaan Allah dan ia mati dalam keadaan berpuasa, niscaya ia akan masuk surga.” (HR. Ahmad)

  1. Di surga itu ada pintu yang disebut Rayyan, darinya orang-orang yang berpuasa masuk (surga) dan tidak seorang pun masuk lewat pintu itu selain mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di dalam Surga ada suatu pintu yang dinamakan Ar Royyan, orang-orang yang berpuasa masuk melalui pintu tersebut pada hari kiyamat, tak seorang pun masuk melalui pintu tersebut selain mereka, dikatakan, “ dimanakah orang-orang yang berpuasa, maka orang-orang yang berpuasa bangkit, tak seorang pun masuk melalui pintu tersebut selain mereka. Maka, apabila mereka telah masuk, (pintunya) ditutup sehingga tak seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut.” ( HR. al Bukhari)

  1. Puasa di bulan Ramadhan sebanding dengan  puasa sepuluh bulan penuh.
  2. Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya dosa-  dosanya yang telah lalu diampuni, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.” (HR. alBukhori)

  1. Allah mempunyai banyak orang-orang yang dibebaskan (dari neraka) pada setiap berbuka.

ان لله عز و جل عند كل فطر عتقاء

“Sesungguhnya Alloh Azza wajalla mempunyai orang yang dibebaskan ( dari Neraka) pada setiap berbuka.” ( HR. Ahmad)

Pembaca yang budiman…

Puasa juga mempunyai faedah, di antaranya :

  1. Yang berkisar pada ketaqwaan yang disebutkan oleh Allah subhanahu wata’aala di dalam firman-Nya:  لعلكم تتقون ““ agar kamu bertaqwa.” (Qs.al Baqoroh : 183)
    Penjelasannya adalah: Sesungguhnya apabila nafsu dapat menahan dirinya dari perbuatan halal karena mendambakan keridhaan Allah subhanahu wata’aala dan takut hukuman-Nya, maka sudah pasti tunduk untuk menahan diri dari yang haram.
  2. Sesungguhnya apabila perut seseorang lapar, maka rasa lapar indra yang lain terhalangi, dan apabila perutnya kenyang, maka akan laparlah lisan, mata, tangan dan kemaluannya (nafsu seksnya). Jadi, puasa itu dapat mematahkan rongrongan setan dan melumpuhkan syahwat dan menjaga anggota tubuh.
  3. Sesungguhnya apabila orang yang berpuasa itu merasakan penderitaan lapar, maka ia akan merasakan pula penderitaan orang-orang fakir, maka akan timbullah rasa belas kasih dan uluran tangan untuk menutup kebutuhan mereka; karena sebagaimana pepatah mengatakan, “Berita itu tidak seperti dengan apa yang kita lihat dengan mata kepala kita sendiri” dan “orang yang naik kendaraan itu tidak akan mengetahui sengsaranya pejalan kaki kecuali apabila ia jalan kaki.”
  4. Sesungguhnya puasa dapat mendidik dan menumbuhkan kemauan menghindarkan dari hawa nafsu dan jauh dari kemaksiatan, karena di waktu berpuasa kita dapat memaksa tabi’at kita dan menyapih nafsu dari kebiasaan-kebiasaannya.
  5. Puasa juga membiasakan kita berdisiplin dan tepat waktu, yang mampu menanggulangi keteledoran banyak orang jikalau mereka berakal.
  6. Puasa juga menampakkan prinsip kesatuan kaum muslimin, dimana segenap umat berpuasa dan berhari raya bersama pada bulan yang sama.
  7. Di dalam berpuasa juga terdapat kesempatan yang sangat berharga bagi para da’i untuk menyeru manusia ke jalan Allah subhanahu wata’aala dimana pada bulan ini hati mereka cenderung ke masjid-masjid. Di antara mereka ada yang masuk masjid merupakan yang pertama kali, dan ada pula yang sudah lama tidak masuk masjid; mereka sedang berada di dalam suatu kerinduan yang sangat jarang terjadi. Maka momentum ini harus digunakan sebaik-baiknya oleh para da’i untuk memberikan nasihat-nasihat yang menyentuh hati mereka dan menyampaikan materi-materi yang sesuai serta ceramah-ceramah yang bermanfaat yang disertai dengan tolong-menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan. Namun, hendaknya da’i jangan terlalu disibukkan mengurusi orang lain hingga lupa dirinya sendiri hingga seperti lilin, menerangi orang dan membiarkan dirinya terbakar.Allahu a’lam ( Abu Umair )

Sumber :  Sab’una Mas-alatan Fish Shiyam, Syaikh Muhammad bin Sholih al Munajjid.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *