Siapa diantara kita yang tak pernah berbuat dosa? Disatu sisi siapa pula yang mau melakukan dosa besar dengan segala macam pertanggung jawabannya? Namun sering tanpa kita sadari, dosa kecil yang kita lakukan itu jika kita renungi kembali, ternyata bisa jadi dihukumi sebagai dosa besar diakhirat kelak.Namun bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Bukankah para ulama sendiri telah membagi golongan dosa menjadi besar dan kecil?
Berikut ciri-ciri dosa kecil yang bisa jadi berubah menjadi dosa besar:
1 – Membuka Aib Sendiri
Berkata Ibnu Abbas: “ Wahai pendosa! Janganlah engkau merasa aman akan akibat dari dosamu, karena apa yang terjadi setelah dosa itu dilakukan perkaranya jauh lebih besar. Kurangnya rasa malumu karena tidak ada yang melihat di kiri dan di kanan itu lebih besar dari dosa itu sendiri! Engkau mampu tertawa padahal kau tidak tahu bahwa apa yang akan Allah perbuat atasmu lebih dari dosa itu sendiri. Dan rasa banggamu karena puas dapat melakukannya justru lebih besar dosanya dripada dosa maksiat itu sendiri. Dan terhadap angin jika meniup tiraimu hingga tampaklah apa yang sedang engkau perbuat lebih engkau takuti daripada penglihatan Allah itu sungguh lebih besar perkaranya dibandingkan dosa maksiatmu itu sendiri” (Al Jawaabul Kaafi Hal 33)
2 – Terang-Terangan Ketika Melakukannya Atau Membanggakannya.
Banyak dari kita yang sadar atau tidak, sengaja ataupun lalai telah melakukan hal yang semacam ini, apalagi dijaman sekarang, media sosial tak ubahnya menjadi tempat mengumbar maksiat dan kebodohan diri yang padahal jika itu dilakukan di dunia nyata sungguhlah sangat memalukan. Maka camkan olehmu hadits berikut:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:«كُلُّ أُمَّتِي مُعَافَاةٌ إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنَ الإِجْهَارِ أَنْ يَعْمَلَ الْعَبْدُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ثُمَّ يُصْبِحُ قَدْ سَتَرَهُ رَبُّهُ فَيَقُولُ يَا فُلاَنُ قَدْ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ فَيَبِيتُ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْه
“Seluruh umatku diampuni kecuali al-mujaahirun (orang yang melakukan al-mujaaharah). Dan termasuk bentuk al-mujaaharah adalah seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian di pagi hari Allah telah menutupi dosanya namun dia berkata, “Wahai fulan semalam aku telah melakukan dosa ini dan itu.” Allah telah menutupi dosanya di malam hari, akan tetapi di pagi hari dia membuka kembali dosa yang telah ditutup oleh Allah tersebut.” (HR.MUSLIM 224/8)
3 – Terus Menerus Mengulanginya.
Dan Imam Az-Zarkasyi memasukkan keseringan atau candu melakukan dosa kecil ke dalam golongan dosa besar berdasarkan dua kriteria berikut:
a – Berniat untuk kembali melakukannya, yang seperti ini dihukumi seakan ia benar-benar mengulanginya terus-menerus, berbeda dengan orang yang bertaubat dari suatu dosa, walaupun setelahnya bisa jadi ia terjerumus kembali ke dosa tersebut, tapi sebelumnya ia tak pernah berniat untuk melakukannya kembali, maka yang seperti inilah dosa yang dapat dihapus oleh amal saleh.
b – Terus-menerus mengulangi perbuatan tersebut, dan sebagian ulama menyebutnya sebagai kecanduan.
(Al Bahrul Muhith 336/3 karya Imam Zarkasyi)
4 – Menganggap Kecil Dan Meremehkan Perkara Maksiat Tersebut.
ada satu hal yang juga sangat perlu kita cermati bersama, yaitu bilamana dosa yang kita lakukan ternyata adalah dosa besar, namun ketika melakukannya kita sangat merasa malu dan takut, maka dosa tersebut berubah menjadi dosa kecil. Dan sebaliknya ketika kita tidak merasa malu, menyepelekan dan tidak merasa takut akan suatu dosa karena ia digolongkan kedalam dosa-dosa kecil, maka dosanya berubah menjadi dosa besar. (Madarijus Salikin 328/1)
5 – Merasa Senang Dan Bangga Telah Dapat Melakukannya .
6 – Terlebih Jika Si Pelaku Maksiat Tersebut Adalah Seorang Alim Yang Diikuti Banyak Orang, Maka Dosanya Lebih Besar Jika Dilakukannya Didepan Orang Banyak.
Diringkas dari makalah Syaikh Mahmud Abdul Aziz Yusuf yang berjudul: حكم الإصرار على فعل الصغائر
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,