Keselamatan Suatu Umat Tergantung Pada Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Salah satu keistimewaan umat Rasulullah SAW adalah sebagai penutup bagi umat-umat terdahulu. Dengan demikian umat ini dapat mengambil pengalaman dan pelajaran dari kisah-kisah mereka, karena semakin kebelakang suatu generasi semakin banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa mereka ambil dari generasi sebelumnya, inilah yang dimiliki umat Rasulullah SAW. Al-Qur’an & hadits telah menyebutkan sebagian dari kisah-kisah umat terdahulu, disamping itu Allah memuji mereka yang berbuat taat dan mencela mereka yang berbuat buruk dan kerusakan.

Diantaranya adalah Firman Allah SWT:

فَلَوْلا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الأرْضِ إِلا قَلِيلا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ

Maka mengapa tidak ada di antara umat-umat sebelum kamu orang yang mempunyai keutamaan yang melarang (berbuat) kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang yang telah Kami selamatkan. Dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (QS. Hud: 116).

Ayat ini patut untuk kita renungi bagaimana Allah SWT menggambarkan umat-umat terdahulu yang hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan dan kemaksiatan. Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa merekalah orang yang diselamatkan, sedangkan selain mereka sisanya adalah orang-orang zalim dan suka berbuat dosa dan merekalah yang mayoritas, jika adzab Allah turun merekalah yang akan menjadi santapan adzab tersebut naudzubillahi min dzalik.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat ini:

“Dalam ayat ini Allah SWT mengatakan ‘tidakkah ada dari generasi-generasi terdahulu sisa-sisa orang baik yang senantiasa mencegah orang-orang dari mereka yang melakukan kejahatan dan kemungkaran di muka bumi kecuali sedikit,’ Artinya ada kelompok kecil dari mereka yang masih baik dan mereka itu sedikit tidak banyak. Merekalah yang Allah selamatkan ketika ia murka dan adzabnya datang tiba-tiba. Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan umat ini untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, seperti dalam firmannya:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104).”

Diantara pelajaran terpenting yang dapat dipetik dari ayat ini:

Ayat ini menyeru kita untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dizaman dimana kerusakan dan kemungkaran merajalela, orang yang bermaksiat dianggap lumrah dan orang yang berpegang kepada agama dianggap asing, orang yang melaksanakan demikian akan mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat dari Allah SWT. Mereka adalah orang-orang asing di akhir zaman yang dijanjikan keberuntungan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bersabda:

بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208).

 

Penyusun: Arinal Haq

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *