Kelebihan-kelebihan khusyu’ dalam shalat antara lain adalah :
1 Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang datang kepadanya waktu shalat fardhu, kemudian dia baik dalam berwudhu, khusyu’ dan ruku’nya juga baik, kecuali shalatnya itu akan menjadi penghapus dosa-dosanya yang telah lalu selama dia tidak melakukan dosa-dosa yang besar. Dan dosa-dosa pada tahun itu secara keseluruhan (HR. Muslim)
2. Bahwa pahala yang akan didapatkan oleh seorang yang melaksanakan shalat itu adalah diukur sesuai dengan tingkat kekhusyu’annya. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam-“sesungguhnya seorang hamba yang benar-benar melaksanakan shalat, tidaklah ditentukan pahalanya kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, dan setengahnya (HR. Ahmad)
3. Bahwa seorang yang melaksanakan shalat itu tidak akan mendapatkan pahala daripada shalatnya kecuali sesuai dengan pemahaman terhadap shalat tersebut, sebagaimana yang digambarkan di dalam hadis Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam-, dari Ibnu Abbas, “engkau tidak akan mendapatkan pahala daripada shalatmu, kecuali sesuai dengan pemahamanmu dari shalat itu”.
4. Bahwa segala beban, dosa dan noda akan terlepas dari seorang yang melaksanakan shalat jika dia melaksanakannya dengan penuh kekhusyu’an, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam– “ Sesungguhnya seorang hamba jika telah berdiri untuk melaksanakan shalat, kemudian didatangkanlah dosa-dosanya secara keseluruhan, kemudian dosa-dosa itu diletakkan di atas kepalanya dan di atas kedua bahunya, maka pada setiap dia ruku’ atau sujud, berjatuhanlah dosa-dosa itu daripadanya (HR. Al-Baihaqi) Al-Munawi berkata, “Maksud dari hadis itu adalah bahwa pada setiap dia menyempurnakan satu rukun dari sekian banyak rukun-rukun shalat itu, maka akan terjatuhlah daripadanya satu bagian dosa, sehingga pada saat dia telah menyempurnakan rukun-rukun shalatnya itu maka sempurna pulalah terjatuhnya bagian-bagian dosanya. Dan hal ini bisa terjadi pada sebuah shalat yang syarat, rukun dan khusyu’nya dipenuhi secara keseluruhan (lihat, Faidul Qadir, jilid 2, hal. 368)
5. Seorang yang khusyu’ dalam shalatnya pada saat selesai shalat akan dapat merasakan keringanan pada jiwanya dan akan dapat merasakan betapa berat beban yang telah diletakkannya. Dengan demikian, dia akan menemukan gairah hidup, kesenangan dan kegembiraan, sehingga ia berangan-angan tidak ingin untuk keluar dari shalatnya itu, karena dia merupakan penyedap pandangannya dan merupakan kesenangan jiwanya. Dia juga merupakan teman dan vila di dunia ini. Dia merasakan berada di dalam sebuah penjara yang sangat sempit, sampai dia memasuki pintu shalat itu, maka dia akan dapat berefresing dengan shalat itu, dan bukan setelah ia melaksanakannya. Untuk itulah orang yang sangat mencintai shalat berkata : “Kami melaksanakan shalat, kemudian kami dapat berefresing dengan shalat kami “ sebagaimana yang telah disabdakan oleh imam dan Nabi mereka-shallallahu ‘alaihi wasallam- “Wahai Bilal, kami menghilangkan kejenuhan dengan shalat. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Dan kalau kita perhatikan hadis ini, ternyata beliau tidak bersabda,”kami menghilangkan kejenuhan setelah melaksanakan shalat.
Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- juga pernah bersabda, “penyedap pandanganku dijadikan dengan shalat.
Maka orang yang penyedap pangannya dijadikan dengan shalat, bagaimana pandangannya bisa sedap tanpa melaksanakan shalat. Dan bisakah dia sabar dalam menunggu datangnya seorang kekasih yang sangat dicintainya yang bernama “ shalat “ itu ? (al-Wabil ash-Shayyib, hal. 37)
Wallahu a’lam
Sumber :
Dinukil oleh Amar Abdullah bin Syakir dari “33 Sababan Lil Khusyu’ Fish Shalaati”, karya, Muhammad Shaleh al-Munajjid, Edisi Indonesia : 33 Kiat khusyu’ dalam Shalat, penerbit : Pustaka al-Kautsar, hal. 102-106
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet