Jiwa Selalu Merasa Miskin Karena Kufur Nikmat

Miskin atau kaya adalah relatif, banyak orang kaya materi namun miskin jiwa sehingga merasa selalu didalam tekanan dan tidak dapat lagi untuk menikmati hidup dan mensyukurinya, dan disatu sisi banyak pula orang-orang saleh dari hamba-hamba Allah Ta’ala yang mana jika dilihat keadaan finansialnya, namun kehidupan mereka penuh dengan ketenangan, dari anak yang saleh, istri yang salehah, lingkungan yang baik, mereka bahagia walau hanya makan dan memakai pakaian seadanya.
Mengapa mereka dapat demikian?
Karena mereka mendalami agama dan menerapkannya dalam kehidupan, sehingga mereka tidak asing dengan petuah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam berikut:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ).

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.” (Muttafaq ‘Alaihi).

Ya, bersyukurlah, karena bagaimanapun keadaanmu, disana masih banyak orang yang tidak mempunyai rumah, tidak mempunyai anak, pekerjaan, istri, kendaraan bahkan banyak orang yang tidak memiliki kesempatan untuk hidup dengan anggota tubuh yang normal.
Ingatlah, betapapun besar masalah yang engkau hadapi, jika dibandingkan dengan jumlah nikmat Allah Ta’ala yang telah Ia berikan padamu maka tidak akan sebanding. Sebagaimana firman-Nya:

وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34)

Namun penting juga untuk diketahui, bahwasanya anjuran untuk kaya hati dan mensyukuri apa yang ada bukan berarti tidak boleh untuk menjadi kaya dan mapan dalam arti segi materi, silahkan mengambil bagian dari dunia, bahkan dibolehkan oleh Allah Ta’ala, dalam firman-Nya:

{وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا}

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (Al-Qashash: 77)

Jadi, wasiat dalam hal ini adalah jika keadaan serba apa adanya atau kekurangan, maka bersabarlah dan berpikir positif dan husnuzhan kepada Allah Ta’ala, barangkali disebalik ujian ada keberkahan dan kemudahan. Namun apabila keadaanmu diatas rata-rata, syukurilah dengan menambah ketaatan kepada-Nya dan saling berbagi dengan sesama, dan jangan sombong, karena semuanya hanyalah titipan dari Allah Ta’ala.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *