Jauhi Dosa Sihir !

Khutbah Pertama:

إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ؛ إِلَهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ وَقُيُوْمُ السَمَاوَاتِ وَالأَرْضِيْنَ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَادِقُ الوَعْدِ الأَمِيْنَ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ  وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ

Kaum mukminin, hamba-hamba Allah, bertakwalah kalian kepada Allah, karena siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah melindungi dan menjaganya, membimbingnya kepada sebaik-baik perkara dalam agamanya dan urusan dunianya.

Wahai hamaba-hamba Allah,

Di antara dosa membinasakan, kejahatan yang besar, dan puncak dari perbuatan munkar adalah sihir. Banyak nash-nash syariat yang memperingatkan atau bahkan mengancam perbuatan ini atau hanya sekedar berdekat-dekatan dengannya.

Sihir adalah ikatan perjanjian bersama setan yang mampu menyebabkan bahaya yang banyak, di antaranya: seorang bisa terbunuh karena sihir, sakit, bercerai dengan istrinya, dan bahaya-bahaya lainnya yang tentu saja hanya terjadi atas kehendak Allah, sebagaimana dalam firman-Nya,

وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ

“Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah.” (QS. Al-Baqarah: 103)

Wahai hamba-hamba Allah,

Tukang sihir hukumnya adalah kafir kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Allah berfirman,

وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ

sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. (QS. Al-Baqarah: 102)

Seorang tukang sihir tidak akan beruntung selama-lamanya, di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى

“Tidak akan beruntung penyihir-penyihir itu dari mana pun mereka datang.” ()QS. Thaha: 69)

Penyihir sangat layak bahkan wajib dieksekusi mati agar manusia selamat dari keburukannya. Kita tahu, tidak hanya satu kisah yang menceritakan bahwa sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeksekusi mati para tukang sihir. Oleh karena itu, wajib bagi seseorang yang mengetahui adanya person-person tertentu yang mempraktikkan dan dekat dengan ilmu sihir agar melaporkannya kepada pihak yang berwenang, agar orang lain bisa selamat dari bahaya yang ia timbulkan.

Wahai hamba-hamba Allah,

Tukang sihir itu memiliki ciri-ciri tertentu yang harus kita ketahui agar kita bisa waspada kepada orang yang memiliki ciri-ciri demikian. Di antara ciri-ciri tukang sihir adalah sebagai berikut:

Pertama, biasanya tukang sihir akan bertanya kepada orang yang mendatangi mereka tentang namanya dan nama ibunya (si pengunjung ini). Kadang juga, ia menebak nama pengunjung, nama ibunya, daerah asalnya, dan masalah yang sedang ia hadapi sebelum si pengunjung itu memberitahukannya.

Kedua, ia sering melafalkan kalimat yang tidak dipahami dan lafazd-lafadz yang asing (jampi-jampi) atau juga menulis jimat dan mantra yang samar.

Ketiga, terkadang penyihir mensyaratkan orang yang datang mengunjunginya untuk mengenakan pakaian tertentu atau membawa bagian tubuh orang yang hendak disihir

Wahai hamba-hamba Allah,

Tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan beriman kepada hari akhir untuk mendatangi tukang sihir walaupun kedatangannya itu dimaksudkan untuk menghilangkan sihir yang ia dapatkan. Menolak atau menghilangkan sihir dengan sihir juga adalah sesuatu yang diharamkan syariat. Tidak boleh mendatangi tukang sihir, apapun alasannya. Orang yang mendatangi tukang sihir, hakikatnya dia telah menjual agamanya.

Wahai hamba-hamba Allah,

Dalam keadaan lemah atau tertimpa suatu masalah sebagian orang sangat mudah terjerumus ke dalam penyakit ini, mereka mulai mencari orang-orang yang disebut orang pintar agar menerawang permasalahan yang mereka hadapi. Mereka serahkan diri mereka dengan mengatakan, aku sedang menghadapi permasalahan besar, aku ingin jalan keluar dari permasalahan ini bagaimanapun caranya. Padahal orang ini seorang muslim.

Hal ini bukanlah solusi menyelesaikan masalah, ini hakikatnya menjual agama, keimanan, dan akidah. Perbuatan ini adalah musibah yang sangat besar. Bagaimana bisa seorang muslim mencari solusi dengan cara menjual agamanya?! Dengan alasan agar keluar dari masalah yang ia hadapi atau agar penyakit yang ia derita menjadi sembuh. Demi Allah, hal ini bukanlah sebuah solusi!

Ibadallah,

Hendaknya kita senantiasa bertakwa kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya tatkala datang permasalahan. Dan hendaknya kita ketahui! Bahwa syariat kita, syariat Islam mengharamkan sihir. Alasannya karena sihir memiliki bahaya yang besar dan mengandung kerusakan yang sangat berbahaya karena sihir itu menghancurkan agama dan akidah.

Kita memohon kpeada Allah jalla wa’ala agar menjaga kaum muslimin dengan penjagaanNya, membebaskan mereka dari keburukan orang-orang yang bruk, dan tipu daya yang dilakukan oleh orang-orang keji. Sesungguhnya Allah maha mendenga dosa dan Dialah Dzat tumpuan harapan.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ، وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالاِمْتِنَانِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ

Wahai hamba-hamba Allah, bertakwalah kepada Allah.

Ketauhilah! Segala sesuatu yang Allah syariatkan untuk para hambanya telah mencukupkan mereka. Allah Tabaraka wa Ta’ala juga telah mengganti solusi-solusi yang batil dan sesat itu dengan cara berdoa dan meminta hanya kepada-Nya. Bagi seseorang yang tertimpa suatu musibah atau permasalahan baik itu penyakit atau terkena sihir hendaknya mereka berdoa kepada Allah dengan merendahkan diri kepada-Nya. Karena Allah Jalla wa ‘Ala telah berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Ibadallah,

Hendaknya orang-orang yang tertimpa atau terkena sihir ini memiliki perhatian dalam membaca Alquran terlebih lagi membaca surat Al-Baqrah.

Dan ayat Alquran yang paling agung berkaitan dengan permasalahan ini adalah ayat kursi, dan lebih utama lagi dibaca di pagi dan sore hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَّ مَنْ قَرَأَهَا إِذَا أَصْبَحَ أُجِيْرُ مِنَ الشَّيَاطِيْنَ حَتَّى يُمْسِي ، وَإِذَا قَرَأَهَا إِذَا أَمْسَى أُجِيْرُ مِنَ الشَّيَاطِيْنَ حَتَّى يُصْبِحُ

“Barangsiapa yang membacanya (ayat kursi) di pagi hari, ia akan dilindungi dari setan sampai sore hari. Dan barangsiapa yang membacanya di sore hari, ia akan dilindungi dari setan hingga pagi hari.”

Demikian juga membacanya sebelum tidur.

Demikian juga membaca dua ayat terakhir dari sura Al-Baqarah.

Ayat lainnya yang harus diperhatikan juga dalam membacanya adalah tiga surat terakhir dalam Alquran; Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Dibaca di pagi hari masing-masing tiga kali dan di sore hari juga dibaca masing-masing tiga kali. Atau ketiganya dibaca sekaligus dalam shalat demikian juga membaca ayat kursi dalam shalat.

Hal lainnya juga yang harus diperhatikan agar terhindar dari sihir adalah membaca dzikir pagi dan petang, membaca dzikir sebelum tidur, dan dzikir setelah shalat.

Kita juga harus menjaga hal-hal yang Allah wajibkan dan menjaga shalat lima waktu, terkhusus menjaga shalat subuh secara berjamaah di masjid. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ

“Barangsiapa yang menunaikan shalat subuh, maka ia dalam perlindungan Allah.” (HR. Muslim)

Bersamaan dengan itu tidak lupa kita menjauhi perbuatan kemasiatan dan kemunkaran. Ini semua merupakan sebab keselamatan dan mendapatkan perlindungan biidznillah.

Kita memohon kepada Allah Jalla wa ‘Ala agar menjaga kita semua dalam ketaan kepada-Nya dan agar Dia senantiasa melindungi kita. Karena kita tidak meminta perlindungan kecuali hanya kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Tabaraka wa Ta’ala Maha Mendengar, Maha mengabulkan doa, dan Maha Dekat.

Wahai hamba-hamba Allah, bershalawatlah kepada Muhammad bin Abdillah sebegaimana yang Allah perintahkan kepada kalian,

﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا .

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدْ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِي، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي رِضَاكَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ شَرْعِكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا اَلَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلْ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَالمَوْتُ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.

اَللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْنَا وَبِكَ آمَنَّا وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ آنَبْنَا وَبِكَ خَاصَمْنَا، نَعُوْذُ بِعِزَّتِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْ تَضِلَّنَا فَأَنْتَ الحَيُّ اَلَّذِيْ لَا يَمُوْتُ وَالْجِنُّ وَالْإِنْسُ يَمُوْتُوْنَ ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَأَمْوَالِنَا وَأَوْقَاتِنَا ، وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا.

اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَى المُسْلِمِيْنَ، وَارْحَمْ مَوْتَانَا مَوْتَى المُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ فَرِّجْ هَمَّ المَهْمُوْمِيْنَ مِنَ المُسْلِمِيْنَ ، وَنَفِّسْ كَرْبَ المَكْرُوْبِيْنَ ، وَاقْضِ الدَّيْنِ عَنِ المَدِنِيْنَ. اَللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الغَلَاءَ وَالِمحَنَ وَالزَلَازِلَ وَالفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

 

Diringkas oleh Amar Abdullah bin Syakir dari khotbah Jumat Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad.

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *