Jangan Ikut Mentenarkan Konten-konten Orang Fasik
Di zaman keterbukaan informasi dan kebebasan akses media sosial ini, Umat Islam dihadapkan kepada tantangan besar, yaitu kemerosotan akhlak umat yang tergerus secara tajam.
Bagaimana tidak, sepanjang hari anak-anak kita disuguhkan melalui gadget, orang-orang bodoh yang merusak agama, baik itu dengan menistakan agama atau menyebarkan konten-konten berisi maksiat.
Banyak orang yang terkelabui dengan tampilan luar seseorang, hanya karena dia dermawan dalam hal harta, kemudian orang-orang menyukainya, padahal dia dalam kontennya berperilaku seperti banci jika dia laki-laki, atau menjual aurat padahal dia muslimah. Dan menyebarkan konten-konten yang tidak bermanfaat dan merusak.
Maka, katakan cukup! jangan tonton apalagi like, subscribe dan share channel orang-orang seperti mereka, kalau perlu report akunnya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al Maidah:2)
Tidak ada kata nego dalam hal seperti ini, boikot adalah cara ampuh untuk membuat mereka jera. Karena orang-orang seperti mereka adalah yang mencari harta dengan menjual kehormatan diri dan aturan agama. Tidak ada kasihan dalam hal ini, karena merekalah yang tidak mengasihani diri sendiri.
Allah Ta’ala berfirman memberikan tuntunan:
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS Al Mujadilah:22)
Dan sikap seperti seharusnya ada di dalam setiap hati seorang mukmin, apalagi seorang yang taat beragama.
Dalam Rasail An Najdiyyah ditegaskan:
وأكثر الناس إنما يتعبد بما يحسن في العادة، ويثنى عليه به، وما فيه مقاطعة ومجاهدة وهجر في ذات الله ومراغمة لأعدائه فذاك ليس منه على شيء، بل ربما ثبَّط عنه، وقدح في فاعله، وهذا كثير فيمن حولك، فاحذر أن تكون منهم!
“Kebanyakan orang hanya beribadah dengan hal-hal yang sudah dianggap biasa dan baik, dan mereka dipuji akan hal itu. Akan tetapi pada hal yang terdapat boikot, perlawanan, isolasi dan membuat gerah musuh-musuh Allah, maka sedikit sekali orang yang mau melakukannya. Atau bisa jadi dia menolaknya, atau bahkan menjelek-jelekkan orang yang menegakkannya.
Sungguh ini banyak terjadi pada orang-orang di sekitarmu, maka janganlah sampai engkau menjadi seperti mereka!” (54/3)
Jadi, seharusnya kita berperan aktif dalam menjaga bahtera keselamatan umat, selain memperbanyak ibadah, kita juga harus kuat melawan upaya para musuh yang gencar dalam melemahkan masa depan umat, yaitu para pemuda dan pemudi melalui konten-konten rusak.
Semoga Allah Ta’ala menjaga kaum muslimin di Indonesia dan di seluruh negeri-negeri Islam
Wallahu a’lam
Ustadz Hadromi