Jangan Berlebihan Ketika Berbuka

Jika ditanya apa rasanya berbuka setelah seharian berpuasa, jelas semua kita akan menjawab: “Senang, Lega, Lepas dahaga, dst”.
Semua jawaban yang mewakilkan rasa gembira ini mewakili fitrah seorang manusia, yang sebelumnya menahan sekian kebutuhan pokoknya seperti makan dan minum sepanjang siang, maka berbuka jelas merupakan momen spesial yang sangat ditunggu-tunggu.
Dan kegembiraan ini telah diucapkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam semenjak dahulu, yaitu sabda beliau:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

Dan untuk orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yang dia akan bergembira dengan keduanya, yaitu apabila berbuka dia bergembira dan apabila berjumpa dengan Rabnya dia bergembira disebabkan ‘ibadah shaumnya itu“. (HR Bukhari)
Namun ada satu pesan yang ingin kita sampaikan melalui tulisan kali ini, yaitu bergembira dalam berbuka haruslah tetap mematuhi rambu-rambu syariat islam dalam masalah makan-minum, yaitu firman Allah Ta’ala:

قال تعالى: {يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ} (31) سورة الأعراف.

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan“. (QS Al A’raf: 31)

Seperti yang tersurat diatas, yaitu makan dan minum dengan tidak berlebih-lebihan.
Jika mubazir saja terlarang secara umum di setiap waktu, apalagi di bulan ramadhan, sebagaimana pahala padanya dilipatgandakan, begitu juga dengan dosa, sangat dikecam.
Dan Allah Ta’ala sekurang-kurangnya mensifati orang yang bertindak mubazir sebagai saudara syaithan, sebagaimana firman-Nya:

يقول تعالى: {إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ} (27) سورة الإسراء

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya“. (QS Al Isra’: 27)

Jadi, cukuplah berbuka dengan suapan yang diperlukan untuk mengembalikan stamina tubuh dan menguatkannya untuk beribadah shalat teraweh selanjutnya, bukan dengan porsi berlebihan hanya bukan hanya akan membuat badan berat dilanda kantuk untuk beribadah, namun juga memiliki efek samping pada tubuh secara kesehatan.

Terakhir, salah satu makna dari berpuasa adalah agar dapat merasakan pola hidup kaum fakir yang serba kekurangan, sehingga membentuk jiwa yang berempati terhadap sesama yang membutuhkan, dan kebiasaan pemborosan dalam berbuka adalah bertolak belakang dengan hikmah tersebut.

Ya Allah, terimalah puasa dan ibadah kami.

Penulis Hadrami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *