Bayi-bayi yang dilahirkan dari rahim orangtua muslim maka mereka berstatus agama Islam sejak lahir, sehingga orangtua wajib untuk mendidik anak tadi dengan ajaran-ajaran Islam sejak dini, karena mereka belum taklif, jadi kewajiban itu ada pada orangtuanya.
Mengajarkan Islam sejak dini pada anak-anak sangatlah penting untuk masa depan mereka, sehingga mereka tumbuh besar menjadi seorang muslim yang beragama Islam dengan benar, mengetahui mana yang wajib dikerjakan, mana yang boleh dikerjakan dan mana yang terlarang untuk dilakukan.
Tahun Masehi telah memasuki penghujungnya, sehingga akan terulang lagi apa yang biasa terjadi di Bulan Desember, dan lebih khusus kita bahas yaitu tayangan-tayangan spesial Natal yang di putar di televisi-televisi Nasional, maka sebagai orangtua kita harus sigap memperhatikan anak-anak dan apa yang mereka tonton, mengapa? Karena banyak tontonan, mulai dari kartun hingga film-film yang memang bertema Natal, sehingga memuat sedikit banyaknya ajaran agama lain, maka jika dibiarkan anak-anak menontonnya, maka ditakutkan akan berimbas pada pemahaman akidahnya, mengapa?
Berikut beberapa hal yang membahayakan akidah anak-anak:
Dalam Islam, Allah Maha Esa, hanya ada satu Tuhan, dan Isa adalah Nabi dan Rasul utusan Allah Ta’ala, bukan tuhan.
Maka jika seorang anak kecil menonton kartun atau film tentang Yesus, dikhawatirkan ia akan menyangka bahwa Yesus adalah tuhan dan anak tuhan dst, wal ‘iyadzubillah.
Padahal Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ {1} اللَّهُ الصَّمَدُ {2} لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ {3} وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ{4}
Katakanlah, “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (2) Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, (3) Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (4) (Al Ikhlas: 1-4)
2 Ikut Memeriahkan NatalMembiarkan anak-anak menonton tontonan spesial Natal akan membuat mereka terbiasa dengannya, sehingga dikhawatirkan akan merasa senang dengan tontonan tersebut dan menanti-nantikannya, sehingga anak tadi akan menyenangi kedatangan hari Natal yang bukan hari raya agamanya.
Imam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab “Majmu’ al-Fatawa” jilid XXII halaman 95 mengatakan:
أن المشابهة في الأمور الظاهرة تورث تناسبا وتشابها في الأخلاق والأعمال ولهذا نهينا عن مشابهة الكفار
“Keserupaan dalam perkara lahiriyah bisa berdampak pada kesamaan dan keserupaan dalam akhlak dan perbuatan. Oleh karena itu, kita dilarang tasyabbuh dengan orang kafir.”
3 Mendengar Dongeng Santa ClausYang satu ini tidak kalah bahayanya, karena memang dunia anak sangat senang dengan khayalan dan imajinasi, dan sosok Santa Claus adalah dongeng, jangan sampai anak kita menganggap bahwa ada sosok yang dapat memberikan permintaan mereka di hari Natal di malam hari.
4. Latah Menyayikan Lagu NataYang terakhir, dapat masuk ke dalam alam bawah sadar si anak tanpa kita sadari, karena yang satu ini tidak mesti lewat sebuah film atau kartun, namun lebih umum lagi, karena lagu natal atau nada-nadanya diputar bersamaan iklan produk atau ucapan natal yang berseliweran di layar televisi saat jeda iklan dst.
Terakhir, masih banyak lagi sebenarnya bentuk-bentuk ancaman akidah terhadap anak-anak, sehingga diharapkan kesigapan dari para orangtua muslim sedini mungkin, tentu kita tidak ingin anak-anak kita besar dengan meyakini akidah agama lain, atau berpandangan semua agama sama saja karena ia terbiasa hidup dengan suasana agama tersebut dan yang lebih parahnya jika ia memiliki iman lemah sehingga mudah diperdaya untuk berpindah agama dan keluar dari Islam, wal ‘iyadzubillah.
Jagalah anak-anak, karena mereka merupakan tanggungjawab, dan mereka memang merupakan target dari orang-orang yang ingin merusak agama ini, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
Dan hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى َقالَ فمَنْ
Dari Abi Sa’id al-Khudri Radhiyallahu’Anhu dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam: “Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti tuntunan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampai seandainya mereka memasuki lubang biawakpun tentu kalian mengikuti mereka juga” Kami berkata: Wahai Rasulullah, Yahudi dan Nashara? Maka beliau berkata: “Maka siapa lagi?.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga dapat melihat apa yang makruf dan di kerjakan, dan mendeteksi apa yang mungkar sehingga melarangnya.