Istriku cerewet

Seorang suami yang memiliki jabatan tinggi dikantor atau seorang suami yang memiliki perusahaan dan amat disegani oleh seluruh bawahannya dan bahkan relasi bisnisnya, terkadang begitu sampai dirumah dia tidak bisa “berkutik” terhadap istrinya, karena istrinya banyak ngatur, cerewet, galak, selalu marah-marah.

Kemana jabatan tinggi yang dimilikinya? Kemana wibawa yang dimiliki terhadap anak buahnya?

Kekuatan apa yang dimiliki istrinya hingga membuat suaminya yang hebat “diluar” rumah tetapi menjadi “penakut” didalam rumahnya sendiri.

Perintah suaminya di kantor selalu diikuti bawahannya atau anak buahnya tetapi perintah suaminya di rumah diabaikan begitu saja oleh istrinya dan sang suami tidak berani untuk memberikan hukuman terhadap pembangkangan istrinya.

Atau ada juga karena posisi sang istri yang diatas suaminya dari segi gaji/kekayaannya yang membuat sang suami tidak mampu memberikan nasehat kepada istrinya. Karena apapun yang yang dikatakan suaminya tidak ada satupun yang didengarkan oleh istrinya.

Inilah yang membuat suaminya tidak memberikan hukuman tetapi dia memberikan pelajaran yang baik terhadap istrinya.

Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

“Sebaik-baik kalian adalah yang berbuat baik kepada keluarganya. Sedangkan aku adalah orang yang  paling berbuat baik pada keluargaku” (HR. Tirmidzi no. 3895, Ibnu Majah no. 1977, Ad Darimi 2: 212, Ibnu Hibban 9: 484. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

dan ini juga yang menjadi motivasinya bila istrinya tetap membangkang karena dia tahu bagi suami yang beriman dan beramal sholih ditunggu oleh bidadari di surga.

Dari Muadz bin Jabal Radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, melainkan berkata istrinya dari bidadari di surga, “Janganlah menyakitinya, semoga Alloh Subhanahu wa ta’ala mencelakakanmu karena sesungguhnya ia hanya sementara menemanimu dan akan meninggalkanmu untuk kembali kepada kami.” (HR. At-Turmudzi 1174, Ahmad 5/242, Hadits hasan)

Dan ini juga menjadi pertimbangannya

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَن يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. dan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Q.S. An Nisa:19)

Bahkan seorang Khalifah Umar bin Khattab pun mampu bersabar menghadapi istrinya yang cerewet, karena sang Khalifah tahu bahwa istrinya itu yang masak makanannya, menyusui anak-anaknya, keberadaan istrinya membuat hati khalifah damai dan mendapatkan sakinah didalam rumahnya.

Bagi suami yang taat kepada Allah dan RasulNya pasti akan sabar dan terus mendoakan istrinya Agar Allah memberikan taufiq dan hidayah kepada istrinya dan dijadikannya rumah tangga yang dia bina untuk menjadi rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah dan dijadikannya dia imam yang baik untuk anak–anak dan istrinya.

Wallahu ta’ala a’lam.

Penulis : Abu Battar

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *