Iman Dengan Kitab-Kitab Allah

Kita meyakini bahwa Allah –subhanahu wa ta’ala– telah menurunkan kitab-kitab suci kepada para Rasul, untuk menjadi hujjah  bagi seluruh isi alam dan pegangan bagi mereka yang mengamalkan ajaran-ajaran Allah. Kitab suci memberi petunjuk dan pengetahuan bagi umat manusia dan untuk membenarkan kerasulan para Rasul yang diutus oleh Allah –subhanahu wa ta’ala– .

Kita mempercayai,bahwa Allah menurunkan kepada setiap Rasul berupa kitab sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an :

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Dan telah kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat melaksanakan keadilan (Qs. Al-Hadid : 25)

Kita mengenal di antara kitab-kitab Allah :

1. Taurat, kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Musa ‘alaihissalam, kitab yang terpenting yang diturunkan kepada bani Israel sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an :

إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat yang isinya adalah petunjuk dan cahaya yang menerangi, yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh Nab-nabi yang menyerahkan diri kepada Allah, oleh orang-orang alim dan pendeta pendeta mereka. Dikarenakan mereka telah diperintahkan untuk memelihara kitab Allah dan mereka menjadi saksi atasnya. (Qs. Al-Maidah : 44)

2. Injil, Kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Isa-‘alaihissalam.– Kitab ini berfungsi menambah kebenaran Taurat dan melengkapinya. Firman Allah dalam al-Qur’an,

وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ

Dan Kami telah menurunkan kepadanya (Isa putra maryam) kitab Injil. Isinya adalah petunjuk dan cahaya yang menerangi dan membenarkan kitab yang sebelumnya yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran bagi orang yang bertakwa (Qs. Al-Maidah : 46)

Dan firman Allah dalam al-Qur’an :

وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَلِأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ

Dan aku datang kepadamu membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan dalam taurat (Qs. Ali Imran : 50)

3. Zabur, Kitab suci yang diturunkan oleh Allah –subhanahu wata’ala- kepada Nabi Dawud –‘alaihissalam-, Allah berfirman di dalam al-Qur’an :

وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَى بَعْضٍ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا

Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan zabur kepada Dawud. (Qs. Al-Isra : 55)

4. Suhuf Ibrahim dan Musa –‘alaihimassalam- berbentuk kepingan-kepingan yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

Allah berfirman,

إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى (18) صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى (19)

Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa (Qs. Al-A’la : 18-19)

5. al-Qur’an al-Azhim, Kitab suci yang diturunkan oleh Allah –subhanahu wa ta’ala– kepada Nabi yang terakhir, sebagaimana disebutkan :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (yang membedakan antara yang haq dengan yang batil). (Qs. Al-Baqarah : 185)

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ

Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai batu ujian terhadap kitab-kitab yang lainnya.   (Qs. Al-Maidah : 48)

Allah menasahkan kitab-kitab sebelum al-Qur’an dan menjadikan kitab al-Qur’an terpelihara dengan penuh dan tidak dapat diubah-ubah oleh tangan manusia, sebagaimana firman Allah :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami pulalah yang benar-benar memeliharanya (Qs. Hijr : 9)

Dan al-Qur’an itu akan tetap menjadi hujjah sampai hari kemudian.

Adapun kitab-kita suci yang terdahulu diturunkan kepada umat tertentu dan untuk jangka waktu yang terbatas bagi kaum yang ada pada masa itu. Di samping kitab-kitab tersebut telah banyak diubah, ditambah serta dikurangi oleh sebagian manusia, sebagaimana disebutkan dalam dalam al-Qur’an:

مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ

Sebagian orang-orang Yahudi, mereka ada yang mengubah kalimat-kalimat dari arti yang sebenarnya (Qs. An-Nisa : 46).

Dalam ayat lain Allah berfirman,

فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ

Maka amat celakalah bagi orang-orang yang menulis al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, kemudian berkata : Ini dari Allah’, dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang sedikit. Maka celaka besarlah bagi mereka, karena apa yang  ditulis dengan tangan mereka sendiri. Dan celaka besar pula bagi mereka karena apa yang mereka kerjakan (Qs. Al-Baqarah : 79)

Dan firman Allah-subhanahu wa ta’ala– :

قُلْ مَنْ أَنْزَلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَى نُورًا وَهُدًى لِلنَّاسِ تَجْعَلُونَهُ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا

Katakanlah : Siapakah yang menurunkan kitab Taurat yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi umat manusia ? Kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai berai, kamu perlihatkan sebagiannya dan kamu sembunyikan sebagian besarnya (Qs. Al-An’am : 91)

Dan firman-Nya,

وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (78) مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ

Sesungguhnya ada di antara mereka segolongan yang memutar lidahnya membaca al-Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari al-kitab, padahal ia bukan dari al-Kitab dan mereka mengatakan: Ia (yang dibacanya itu) adalah dari sisi Allah.’ padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta atas (nama) Allah, sedang mereka mengetahui. Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-Kitab sebagai hikmah dan nubuwwah, lalu ia berkata kepada manusia : ‘Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah (Qs. Ali Imran : 78-79)

Dan firman Allah dalam al-Qur’an,

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ (15)

Wahai Ahli Kitab sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menerangkan kepadamu banyak hal yang kamu sembunyikan dari al-Kitab dan memaafkan banyak sekali kesalahan-kesalahanmu. Sesungguhnya telah datang untukmu dari Allah Nuur (cahaya) dan Kitab yang jelas.

يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (16)

Dengannya Allah memberi petunjuk kepada siapa-siapa yang mengikuti hal-hal yang diridhaiNya yaitu jalan-jalan kedamaian; dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya yang terang benerang dengan izin-Nya, serta Allah berikan mereka petunjuk kepada jalan yang lurus.

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (17)

Sesungguhnya telah kafir orang yang mengatakan bahwa “sesungguhnya Allah itu adalah al-Masih putera maryam”. Katakanlah: ‘ Siapakah yang mampu menghadapi Allah sedikit saja jika Allah mau membinasakan al-masih putra Maryam, ibunya dan segenap penghuni bumi’. Sesungguhnya milik Allah lah kerajaan langit-langit dan bumi dan apa-apa yang ada antara keduanya. Dialah yang menciptakan apa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Qs. Al-Maidah : 15-17)

 

Wallahu a’lam

Bersambung, insya Allah

Sumber :

Dinukil dari: “ Aqidah Ahlu as-Sunnah Wal Jama’ah “, Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin-semoga Allah merahmatinya. (E.I, hal. 45-52)

Amar Abdullah bin Syakir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *