Hasan & Husen adalah kedua cucu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang sangat disayanginya, keduanya adalah putra dari Fahimah binti Rasulillah shallallahu alaihi wa sallam dengan pernikahannya bersama Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu.
Hasan & Husen tumbuh di rumah dan disisi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, seringkali keduanya dipangku dan ditimang oleh sang kakek yang begitu penyayang, bahkan terkadang keduanya menaiki pundak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan penuh kasih sayang.
Keduanya mendapatkan kasih sayang, didikan dan tarbiyah langsung dari sang kakek yang tak lain adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. sehingga tak ayal jika, akhlaq, dan suri tauladan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tertanam kuat pada jiwa keduanya.
Terdapat kisah yang begitu menarik dari Hasan & Husen, kisah tersebut begitu menunjukkan akan kecerdasan keduanya. Suatu ketika, Hasan dan Husein melihat seorang kakek yang sedang berwudhu yang nampaknya belum mengetahui cara berwudhu yang benar. Saat itu Hasan & Husen masih sangat belia, namun kewajiban agama mengharuskan mereka membimbing dan mengajari kakek tersebut cara berwudhu yang baik.
“Bagaimana cara menegurnya? Apakah harus dikatakan terus terang bahwa cara berwudhunya tidak benar? Apakah cara ini tidak akan menimbulkan salah paham? Jangan-jangan kakek itu menganggapnya suatu penghinaan sehingga ia tidak mau memperbaiki wudhunya,” begitu pikir keduanya. Mereka berpikir sejenak hingga sampai mendapatkan ide bahwa kesalahan kakek tersebut sebaiknya diperbaiki dengan cara tak langsung.
Mereka berdua pura-pura berselisih pendapat mengenai cara berwudhu dan saling menuduh, “Kamu salah!” Kemudian, mereka bersepakat meminta kakek tersebut sebagai hakim diantara mereka, dan kakek itu setuju. Mulailah mereka berwudhu di hadapan sang kakek, kemudian bertanya, “Siapa diantara kami yang lebih benar cara berwudhunya?,” “Semua benar!” jawab kakek, “Akulah yang tidak benar. Aku ingin belajar dari kalian cara berwudhu yang benar.”
Demikanlah kecerdikan Hasan & Husen, mereka menggunakan cara tidak langusng untuk mengajari seorang lelaki dewasa yang umurnya jauh diatas mereka, dan cara itupun berhasil.
Kisah ini mengandung pelajaran penting bagi yang ingin berdakwah atau menasehati orang yang lebih tua atau yang diatasnya, yaitu dengan menggunakan cara tidak langsung namun bisa ditangkap dan dipahami. Dengan demikian nasehat akan lebih mudah diterima dan jauh dari kesan menggurui atau mengajari.
Wallahu a’lam
Penulis: Arinal Haq
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,