Hargailah Setiap Orang, Jangan Hanya Memandang Melalui Tampilan

Islam sebagai agama penutup daripada agama-agama samawi sebelumnya datang dengan konsep Rahmatan Lil ‘Aalamiin atau bersifat universal. Maka dalam perintah-perintahnya, Islam tidak membedakan antara ras warna kulit apalagi status sosial, semuanya sama di hadapan Allah Ta’ala, satu-satunya pembeda adalah ketakwaan, sebagaimana firman-Nya:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚإِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚإِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al Hujurat: 13)

Jadi, ketika yang dijadikan standar dalam Islam adalah ketakwaan si hamba kepada Allah, maka Islam melarang umatnya untuk saling merendahkan dengan bersifat eklusif, sehingga hanya bersedia bersosial dengan satu kelompok yang sama dengan dirinya saja, bukan yang lain, yang demikian adalah kesalahan, Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wa Sallam bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘a/Anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: ”Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”. (HR Muslim)

Akan tetapi, konsep pembeda adalah takwa jangan diartikan Islam mengajarkan umatnya tidak berlaku sopan santun kepada orang yang didepannya karena dalam anggapannya ia lebih bertakwa daripada orang yang berada dihadapannya itu, tidak! tidak begitu, karena Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wa Sallam bersabda:

أَنْزِلُوا النَّاسَ مَنَازِلَهُمْ

Bersikaplah terhadap sesama manusia sesuai dengan kedudukan mereka.” (HR. Abu Dawud)

Contoh nyata dari hadits diatas adalah seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wa Sallam ketika mengirimkan surat-surat kepada Raja-raja disekitar Jazirah Arab, maka meskipun mereka adalah kafir, akan tetapi beliau tetap menyebut nama mereka didalam suratnya dengan gelar kebesaran mereka, seperti Kaisar Romawi dan Kisra Persia dsbg.

Maka pesan melalui artikel singkat ini adalah agar kita meraih kemuliaan dengan ketakwaan, bukan mati-matian mencarinya melalui merk pakaian terkenal, kendaraan mewah atau ingin menampakkan taraf hidup mewah padahal tidak begitu aslinya. Dan tetap memandang orang lain sebagai objek dakwah yang dihargai, bukan digurui sehingga mereka lari. Karena jika memang takwa itu sudah ada pada hatimu, engkau justru akan melihat orang lain yang bertakwa, bukan dirimu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *