Pembaca yang budiman,
Kami kira tak asing di telinga anda ketika mendengar istilah ‘santet’ karena seringkalinya istilah ini terdengar di telinga anda. Banyak kalangan memperbincangkannya, banyak kasus pula di negeri kita terkait hal ini. Meskipun -barangkali- Anda belum pernah melihat langsung bagaimana seseorang melakukan praktek ini.
Namun begitu, ketahuilah bahwa hakikat santet termasuk sejenis sihir dan termasuk bagian dari kemusyrikan yang harus ditinggalkan. Inilah hal yang harus anda mengerti. Karena sihir sebagaimana disampaikan oleh Imam Ibnu Qudamah rahimahullah di dalam kitabnya al-Mughni, 8/150, “Adalah ikatan-ikatan tali dan mantra-mantra yang diucapkan atau ditulis oleh pelaku/tukang sihir, atau dia melakukan sesuatu yang digunakan sebagai sarana oleh tukang sihir untuk meminta tolong kepada setan dengan tujuan menyakiti orang yang disihir, mempengaruhi fisik yang disihir, atau hatinya, atau akalnya, dengan tanpa kontak langsung”.
Pembaca yang budiman, inilah yang terjadi dalam praktek santet itu sendiri. Sehingga santet hakikatnya adalah sihir. Oleh karena hakikat santet adalah sihir, maka santet dan melakukan sentet adalah haram. Karena, perbedaan nama dan bentuk tak mempengaruhi hakikat sesuatu.
Para ulama Ahli Sunnah sepakat bahwa sihir itu memiliki hakekat dan nyata. Di antara dalil-dalilnya adalah:
a. Berita Allah subhnahu wa ta’ala Tentang Adanya Sihir
Allah ‘azza wa jalla berfirman :
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” (QS. Al-Baqarah: 102)
Berita yang Allah sampaikan dalam ayat ini menunjukkan adanya sihir, dan sebagai seorang yang beriman kepada Allah, tentu membenarkan berita yang Allah sampaikan di dalam kitabNya ini tanpa sedikitpun keraguan di dalam hatinya.
b. Perintah Allah untuk Berlindung dari Kejahatan Tukang Sihir
Demikian juga, Allah ‘azza wa jalla memerintahkan agar berlindung dari kejahatan tukang sihir.
Allah ‘azza wa jalla berfirman :
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ(1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ(2) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ(3) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ(4) وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ(5)
“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus ke buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki’.” (QS. Al-Falaq: 1-5)
Perintah untuk berlindung dari tukang sihir ini menunjukkan pula bahwa sihir itu benar-benar adanya. Jika saja sihir itu tidak ada apa arti perintah Allah ini. Tak ada artinya tentu saja.
Oleh karena itu, sepantasnya seorang muslim selalu mohon perlindungan kepada Allah dari semua kejahatan, termasuk sihir, dan mohon kesembuhan kepada Allah jika mengalami musibah penyakit. Sessungguhnya Allah berkuasa terhadap segala sesuatu.
Wallahu a’lam.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad-shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penyusun: Amar Abdullah bin Syakir
Artikel: www.hisbah.net