Hadiah Nabawiyah Untuk Keselamatan Bagi Wanita yang Sakit

Saudariku Muslimah…

Salah seorang di antara kita pada waktu terbaring sakit dia tidak mengetahui apakah dia akan terus hidup sesudah sakitnya ataukah tidak, perkara ini tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi seseorang yang sedang sakit untuk memperbanyak istighfar dan taubat dari dosa-dosa, baik yang besar maupun yang kecil karena sesungguhnya dia tidak mengetahui apakah akan keluar (sembuh) dari sakit dengan selamat atau malah ditandu menghadap Rabbnya.

Ini adalah hadiah Nabawiyah, saya  persembahkan kepada semua wanita yang sakit agar diucapkan sehingga dia kembali menghadap Allah –subhanahu wa ta’ala– dengan hati yang bersih dan jiwa yang tentram.

Abu Muslim al-Aghar –semoga Allah merahmatinya- berkata, ‘saya bersaksi atas (nama) Abu Sa’id dan Abu Hurairah –semoga Allah meridhai keduanya- bahwasanya keduanya berkata, Kami bersaksi atas Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam– bahwa beliau bersabda,

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ هُوَ اللهُ أكْبَرُ صَدَّقَهُ رَبُّهُ وَقَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَأَنَا أَكْبَرُ, وَإِذَا قَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ قَالَ : يَقُوْلُ اللهُ : لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَأَنَا وَحْدِيْ وَإِذَا قَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ قَالَ اللهُ : لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَحْدِيْ لَا شَرِيْكَ لِي وَإِذَا قَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ قَالَ اللهُ : لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا لِي الْمُلْكُ وَلِي الْحَمْدُ. وَإِذَا قَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ  قَالَ اللهُ : لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِي. مَنْ قَالَ فِي مَرَضِهِ ثُمَّ مَاتَ لَمْ تُطْعِمْهُ النَّارُ

Barang siapa berkata, “ tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Allah Maha Besar,’ (maka) Tuhannya membenarkannya, dia berkata, Allah berkata, “tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Aku dan Akulah yang Maha besar. Dan apabila dia berkata, “ Tidak ada tuhan yang berhak  diibadahi kecuali hanya Allah sendiri, dia berkata, Allah berkata, “tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali diriKu sendiri. Dan apabila ia berkata : tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah sendiri dan tidak ada sekutu bagiNya, Allah berkata : tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali diriKu sendiri tidak ada sekutu bagiKu. Dan apabila dia berkata, ‘tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah’, Allah berkata, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Aku, tidak ada daya dan kekuatan kecuali denganKu. Barangsiapa mengatakannya pada waktu sakit kemudian ia mati maka dia tidak dimakan api Neraka

(Hadis Shahih diriwayatkan oleh at-Tirmidzi 3490, an-Nasai 30, 31 dalam Amalul Yaum wal Lailah, Ibnu Majah 3794, Ibnu Hibban, 2325, dan al-Hakim 1/5)

Saudariku muslimah…

Alangkah agungnya hadia ini.

Di dalamnya terdapat keselamatan dari Neraka dan keberuntungan meraih Surga Allah yang Maha Pengampum.

Apakah itu tidak mendorongmu untuk merenungkannya dan mengamalkannya ?

Saya bersaksi atas nama Abu Said dan Abu Hurairah”, Abu Muslim al-Aghar berkata demikian hanya sebagai penguat.

Tuhannya membenarkannya” dan berkata, yakni, ar-Rabb berkata untuk menjelaskan pembenarannya yakni Dia menetapkannya dengan berkata seperti itu pula, dan ini lebih dalam maknanya  dibandingkan dengan jika berkata, “Saya membenarkan”.

Barangsiapa mengatakannya pada waktu sakit kemudian ia mati maka dia tidak dimakan api Neraka”. Meminjam kata “memakan” untuk “membakar” agar maknanya lebih dalam.

Saudariku

Sudahkah engkau memperhatikan keutamaan agung ini ?

Dan sudahkah engkau menunjukkan hal ini kepada yang lain ?

Sumber :

Tuhfatun Nisaa’, Abu Maryan Najdi Fathi as-Sayyid, Edisi Bahasa Indonesia, hal 134-136

Amar Abdullah bin Syakir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *