Mendidik anak adalah pintu besar di antara pintu-pintu kebaikan. Setiap kebaikan yang dikerjakan anak akan ditulis dalam catatan kebaikan orang tua, karena keduanya telah berperan besar mendidik sang anak.
Karena itulah, suami istri harus berbahagia dengan karunia Allah berupa keturunan. Jangan sampai keduanya merasa terbebani, terutama jika yang lahir perempuan, hendaknya menerima apa yang Allah berikan. Keduanya juga harus berusaha dengan upaya ringan maupun berat untuk membahagiakan anak, mendidik, dan mengajar mereka, karena keduanya mengetahui pahala yang Allah siapkan bagi siapa yang memperhatikan pendidikan anaknya. Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Qs. at-Tahrim : 6)
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Qs. Thaha : 132)
Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Siapa yang memiliki tiga anak perempuan, lalu ia urus, sayangi, dan tanggung kehidupannya, niscaya wajib baginya Surga.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, jika dua ? Beliau menjawab, “Meskipun hanya dua.” Para sahabat berpendapat bahwa jika ditanyakan kepada beliau hanya satu anak perempuan, niscaya beliau akan menjawab walaupun hanya satu anak perempuan (Shahih at-Targhiib)
Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
خَيْرُ مَا يُخَلِّفُ الرَّجُلُ مِنْ بَعْدِهِ ثَلاَثٌ : وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ ، وَصَدَقَةٌ تَجْرِي يَبْلُغُهُ أَجْرُهَا ، وَعِلْمٌ يُعْمَلُ بِهِ بَعْدَهُ.
Sebaik-baik yang ditinggalkan seseorang setelah meninggalnya adalah tiga hal ; anak shaleh yang mendoakannya, sedekah yang pahalanya mengalir sampai kepadanya, dan ilmu yang diamalkan setelahnya (Shahih at-Targhiib)
Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
اَلدَّالُ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ
Orang yang menunjukkan kebaikan seperti pelakunya (Shahih al-Jami’)
Dari hadis ini dapat diambil pelajaran bahwa seseorang akan mendapat pahala karena menunjukkan orang lain kepada kebaikan. Termasuk dalam hal ini adalah orang tua yang menunjukkan kebaikan kepada anak-anaknya, khususnya pendidikan al-Qur’an dan mengikuti As-Sunnah. Setiap huruf yang dibaca atau setiap sunnah yang dikerjakan anak akan dinilai dalam timbangan kebaikan orang yang menunjukkannya.
Wallahu A’lam
Sumber :
Dinukil dari “ Tis’un Wa Tis’una Fikrah li Hayah Zaujiyah Sa’idah”, karya : Dr. Musyabbab bin Fahd al-Ashimi (ei, hal. 213)
Amar Abdullah bin Syakir