Allah subhanahu wata’ala telah menyiapkan ampunan dan pahala yang besar bagi orang-orang yang banyak berdzikir kepadaNya baik laki-laki maupun perempuan. Allah ta’ala berfirman,
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Dan laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab : 35)
Dzikir adalah sebaik-baik amal dan penyelamat dari azab Allah
Abu Darda berkata, Nabi bersabda,
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ؟ قَالُوا: بَلَى. قَالَ: ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى
“Maukah kalian aku beritakan tentang sebaik-baik amalan kalian, paling suci di sisi Pemilik kalian, paling tinggi dalam mengangkat derajat kalian dan lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada kalian bertemu dengan musuh kalian lalu kalian memukul/memenggal leher-leher mereka dan mereka memukul leher-leher kalian?” Para sahabat menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah!” Beliau berkata, “(Amalan itu adalah) Dzikrullah.” (HR. At-Tirmidzi no. 3377, Ibnu Majah no. 3790, dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 2629)
Abu Bakr ibnu al-‘Arobiy berkata, tak ada amal sholeh melainkan dzikir dipersyaratkan dalam koreksinya. Maka siapa yang tidak berdzikir kepada Allah dalam sedekahnya, atau dalam puasanya misalanya maka amalnya tak akan sempurna, maka jadilah Dzikir itu seutama-utama amal dari sisi ini (Lihat : fathul Baari, Ibnu Hajar 11/210)
Dzikir dalam kehidupan Seorang Hamba
Dari Abu Musa, ia berkata, Nabi bersabda,
«مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُهُ مَثَلُ اْلحَيِّ وَاْلمَيِّتِ»
“Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dan orang yang tidak mengingat Robbnya semisal orang hidup dan orang mati.” (HR. al-Bukhari, 6407 dan Muslim 779)
Balasan Berdzikir adalah Masuk Surga
عن معاذ بن جبل -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: «مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ»
Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata, Rasulullah bersabda, “Siapa yang akhir perkataannya ‘laailaaha illallah’ (tiada ilah yang berhak diibadahi selain Allah) niscaya, masuk Surga.” (HR. Abu Dawud , Ahmad dan disahohihkan oleh al-Albani)
Dalam Dzikir Terdapat Kejernihan Hati
Abu Darda berkata, “Sesungguhnya kejernihan terdapat pada setiap sesuatu. dan sesungguhnya kejernihan hati itu adalah dengan Dzikrullah azza wajalla.” (HR. Al-Baihaqi di dalam Sy’abul Iman 1/396)
Bertolak dari sini maka hendaknya seorang hamba -sementara ia tengah mendekatkan dirinya kepada Rabbnya di bulan yang penuh berkah ini- senantiasa terpaut dengan Dzikrullah ta’ala. Hendaknya ia hafal banyak macam dzikir yang ma’tsur dari Rasulullah, semisal dzikir pagi dan petang, dzikir (sebelum dan ketika bangun) tidur, dzikir ketika keluar dari rumah, dzikir ketika masuk ke rumah, dan dzikir dalam berbagai keadaan, dengan ini berarti kita menjaga diri kita dan masyarakat kita dari segala bentuk keburukan.
Menjauhkan diri -pada bulan yang penuh berkah ini- dari majlis yang tidak jelas juntrungnya, majlis yang berisi ghibah (memperbincangkan aib), namimah (adu domba) , dan terlalu banyak kelakar.
Maka, bulan Ramadhan adalah kesempatan yang besar untuk mengejar ketinggalan. Oleh kerenanya, marilah sejenak kita mengaca diri, bermuhasabah (menghitung-hitung diri) betapa banyak waktu telah kita sia-siakan, kita tersibukkan oleh hal-hal yang memalingkan diri kita dari ingat kepada Allah.
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet