Saudariku muslimah…
Hidup tidak bisa diduga, ajal kematian tidak bisa diketahui tetapi kehidupan pasti berakhir.
Apa yang bisa engkau kerjakan hari ini belum tentu engkau bisa mengerjakannya besok, hari ini untuk beramal bukan hisab (perhitungan) dan hari besok untuk hisab bukan beramal.
Kesempatan yang terbuka, apabila tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh wanita muslimah, maka bisa jadi tidak akan terulang lagi besok.
Seorang penyair bijak berkata :
“Tidak setiap waktu ada kesempatan
Tersedia peluang untuk berbuat kebajikan
Maka apabila memungkinkan bersegeralah kepadanya
Berhati-hatilah dari hilangnya peluang berbuat baik”
Berpijak pada hal ini, maka sudah semestinya, seorang muslimah menimbang amal-amal perbuatan, melihat kumpulan-kumpulan ketaatan dan penyempurna-penyempurna ibadah lalu berusaha untuk menggapainya dan bersungguh-sungguh dalam berlomba-lomba kepadanya.
Di antara amal perbuatan ketaatan berupa ungkapan lisan yang akan semakin menyempurnakan ibadah dan akan semakin menjadikan jiwa menjadi bersih dan hidup yang selayaknya dilakukan oleh seorang muslimah. Bahkan, demikian pula selayaknya diupayakan oleh seorang muslim, adalah ucapan tasbih dan tahmid, sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis berikut,
Ibnu Abbas berkata, Suatu pagi Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- meninggalkan Juwairiyah (salah seorang istri Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam-pen) sesudah shalat subuh, sementara ia masih di masjidnya, kemudian beliau kembali pada waktu Dhuha, sementara dia masih duduk, beliau bersabda : “ Engkau masih dalam keadaan dimana aku meninggalkanmu”, Juwairayah menjawab, “Ya”.
Nabi bersabda,
لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Sungguh aku telah mengucapkan sesudahmu empat kalimat sebanyak tiga kali, seandainya ia ditimbang dengan apa yang kamu ucapkan sejak sehari niscaya ia akan menyamainya,
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Subhanallahi Wa Biham-dihi ‘Adada khalqihi Wa Ridhaa Nafsihi Wa Zinata ‘Arsyuhi Wa Midaada Kalimaatihi
Maha Suci Allah dan dengan pujianNya sebanyak jumlah makhluk ciptaanNya, sebanyak keridhaan diriNya, seberat timbangan AtsyNya dan sebanyak jumlah kalimat-kalimatNya (Hadis Shahih, diriwayatkan oleh Muslim 17/44 dengan syarah an-Nawawi, Abu Dawud 1503, at-Tirmidzi 3626, an-Nasa’i 3/77, dan Ahmad 1/258, 353, 6/325, 430)
Semoga Allah memberikan taufik. Amin