Ramadhan, ketika bulan ini datang, oleh Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- disifati dengan ‘ شَهْرٌ مُبَارَكٌ ‘ bulan yang diberkahi, atau, شَهْرُ بَرَكَةٍ bulan keberkahan.
Ungkapan ini, termasuk bagian dari kabar gembira yang beliau sampaikan kepada para sahabatnya kala itu, dan demikian pula termasuk kita umatnya yang hidup saat ini. Maka, bergembiralah karenanya !
Saudaraku…
Banyak hal atau indikasi yang menunjukkan keberkahan bulan ini. Salah satunya adalah ‘Dibelenggunya Setan‘ yang merupakan musuh bebuyutan. Yang akan selalu berupaya menebarkan keburukan di tengah-tengah manusia, menyesatkan kita semuanya dari jalan-Nya yang lurus sampai (suatu) waktu yang telah ditentukan,
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ . إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ [الحجر: 39 ،40]
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka (Qs. al-Hijr : 39-40)
Saudaraku…
Tentang ‘Dibelenggunya Setan’ ini sebagaimana ditunjukkan dalam beberaa hadis, salah satunya yaitu,
Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- bahwa Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ
Jika bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu Surga akan dibuka, sedangkan pintu-pintu Neraka akan ditutup, dan setan pun dibelenggu (HR. Muslim)
“Dan Setan Pun Dibelenggu”
“Dan Setan Pun Dibelenggu”, tentang ungkapan ini, Al-Qadiy-semoga Allah merahmatinya- mengatakan,
“Berkemungkinan ungkapan ini sesuai dengan zhahirnya, yaitu bahwa setan dan jin-jin jahat benar-benar diikat/dibelenggu. Dan, berkemungkinan pula merupakan majaz (kiasan), sehingga merupakan isyarat kepada banyaknya pahala dan pemaafan, dan bahwa para setan itu menjadi sedikit godaannya, maka mereka menjadi seperti orang yang diikat/dibelenggu.” (ad-Diibaaj ‘Ala Muslim, 3/181)
Sumber Keburukan Tak Hanya Setan
Jika ada yang mengatakan, “Kita melihat keburukan dan kemaksiatan cukup banyak terjadi di bulan Ramadhan, kalaulah setan itu diikat/dibelenggu niscaya tak terjadi keburukan.”
Jawaban hal ini dari beberapa sisi.
Pertama, Sesungguhnya setan itu dibelenggu/diikat hanya dari orang-orang yang berpuasa yang memelihara syarat-syaratnya dan memperhatikan adab-adabnya. Adapun, orang-orang yang tidak menjaganya, maka setan tidak dibelenggu dari pelakunya.
Kedua, Andai diterima bahwa setan itu dibelenggu dari setiap orang yang berpuasa. Maka hal tersebut tidak mengharuskan tidak terjadinya sebuah keburukan. Karena, untuk terjadinya keburukan itu ada sebab-sebab yang lain selain setan, yaitu jiwa yang buruk, kebiasaan yang lemah, dan setan dari golongan manusia.
Ketiga, bahwa yang dimaksud adalah galibnya (pada umumnya) para setan dan setan-setan yang jahat dari golongan mereka (jin). Adapun selain mereka, boleh jadi tidak dibelenggu/diikat. Dan, yang dimaksud adalah penyedikitan keburukan-keburukan. Demikian itu ada di bulan Ramadhan. Sesungguhnya, terjadinya keburukan-keburukan dan kekejian-kekejian di bulan tersebut sedikit dibandingkan dengan di bulan-bulan lainnya. (ad-Diibaaj ‘Ala Muslim, 3/182)
Akhirnya, kita berdoa, memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan. Semoga Allah azza wa jalla memperbaiki keadaan jiwa-jiwa kita melalui ibadah nan agung kepada-Nya di bulan ini, yakni, berpuasa di siang harinya. Dan, semoga pula kita tidak menjadi sumber keburukan. Kita tidak menjadi ‘setan’ dari bangsa manusia. Dan, kita pun dilindungi dari segala keburukan yang dihembuskan oleh setan dari bangsa manusia. Amin
Wallah A’lam
Referensi :
- Shahih Muslim, Muslim bin Al-Hajjaj An-Naisaburiy
- Ad-Diibaaj ‘Ala Muslim, Abdurrahman bin Abi Bakar as-Suyuthiy
Amar Abdullah bin Syakir