Diangkatnya Amal

Di antara perkara yang diyakini oleh seorang muslim adalah diangkat dan diperiksanya amal-amal yang dilakukan oleh seorang hamba kepada Allah subhanahu wata’ala rabb semesta alam.

Hal ini merupakan bagian dari perkara ghaib yang hanya Allah saja yang mengetahuinya bagaimana tata caranya.

Pengangkatan dan pemeriksaan amal sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat hadis dalam tiga 3 bentuk ;

Pertama, amal yang dilakukan malam hari diangkat kepadaNya sebelum amal yang dilakukan siang hari.

Kedua, diperiksanya amal pada hari senin dan kamis

Ketiga, diangkat amal kepadanya pada bulan sya’ban secara khusus.

Diangkatnya Amal Malam dan Siang Hari

Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam– menyebutkan bahwa amal-amal itu diangkat kepada Allah dengan pengangkatan yang bersifat umum pada setiap harinya, beliau bersabda,

يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ، وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ، ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ – وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ- كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فَيَقُولُونَ: تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ

Sekelompok Malaikat saling bergantian dengan sekelompok Malaikat yang lainnya dalam mengawasi perbuatan kalian pada malam hari dan pada siang hari. Mereka berkumpul pada waktu shalat Subuh dan shalat Asar, kemudian sekelompok Malaikat yang pada malam hari mengawasi amal kalian naik (menuju kepada Allah), lalu Allah menanyai mereka –sementara Dia lebih tahu daripada mereka-, ‘bagaimana (keadaan) saat kalian meninggalkan hamba-hambaKu ?. Mereka pun menjawab, ‘ ketika kami tinggalkan mereka, mereka tengah dalam keadaan melaksanakan shalat dan ketika kami datang kepada mereka, mereka juga tengah melakukan shalat. (HR. Al-Bukhari, no. 530)

 

Diperisanya Amal pada hari Senin dan Kamis

Mengenai pemeriksaaan amal, Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- meriwayatkan bahwa Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

تعرض الأعمال يوم الإثنين والخميس فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم

“Amal-amal manusia diperiksa pada setip hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. At-tirmidzi, No. 747)

 

Diangkatnya amal di bulan Sya’ban

Adapun mengenai diangkatnya amal secara khusus pada bulan sya’ban, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam bersada,

تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Pada bulan tersebut (yakni, Bulan Sya’ban, seluruh amalan-amalan diangkat kepada rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku suka amalku diangkat sementara aku tengah dalam keadaan berpuasa. (HR. An-Nasai, No. 2357)

Diangkatnya amal kepada Allah disertai dengan keadaannya tengah berpuasa hal tersebut akan lebih memberikan peluang untuk diterima di sisi Allah dan juga lebih dicintai oleh Allah azza wajalla dan Allah akan menerima seluruh amal shaleh yang dilakukannya, dan agar Allah memberikan pahala kepadanya dengan pahala yang lebih besar. Untuk itu, selayaknya kaum muslimin meneladani beliau.

Jika kondisinya demikian ini pada bulan Sya’ban di mana puasa pada bulan tersebut merupakan puasa yang dianjurkan, maka bagaimana halnya jika hal itu dilakukan pada bulan di mana puasa pada bulan tersebut  merupakan puasa yang wajib untuk dilakukan yang dengannya dosa-dosa seorang hamba yang melakukannya dengan penuh keimanan yang pengharapan pahala dari Allah azza wajalla– akan dihapus oleh Allah azza wajalla, banyak manusia yang mendapatkan kasih sayangNya, dan leher-leher mereka dibebaskan dari siksa Neraka?

 

Faedah

Hal ini memberikan banyak faedah kepada seorang muslim. Di antara faedah yang dapat kita ambil dari perkara ini, yakni, “ diangkatnya amal”, adalah :

  1. Semakin termotivasinya seorang hamba untuk beramal shaleh-terlebih puasa- dan menjauhkan diri dari segala bentuk amal buruk.
  2. Didalamnya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa Allah berbicara kepada para MalaikatNya.
  3. Kesukaan Nabi untuk dalam keadaan puasa saat amal-amal dingkat pada bulan ini (bulan Sya’ban) mengindikasikan bahwa puasa merupakan amal shaleh yang sangat utama.
  4. Disebutkannya perkara ghaib sebegaimana dalam hadits di atas mendorong seseorang untuk meningkatkan keimanan kepada Allah azza wajalla.
  5. Ditugaskannya para malaikat untuk mengawasi amal yang dilakukan oleh manusia hendaknya menjadikan manusia merasa diawasi, yang hal tersebut menjadikannya termotivasi untuk berusaha secara sungguh-sungguh untuk mentaati perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

Wallahu a’lam

Amar Abdullah

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *