Kaum muslimin…salah sau peristiwa sejarah dalam bulan romadhon adalah “terjadinya Perang Badr“ sebagaimana disebutkan oleh para ahli sejarah. Apa penyebab terjadinya perang ini? inilah bahasan kita yang pertama seputar perang Badar ini.
Syaikh Shafiyurrohman al Mubar Kafuuri di dalam kitabnya “ar-Rohiiq al Makhtum“ menyebutkan, bahwa telah kita sebutkan ketika membahas perang Dzatil Usyairoh bahwa kafilah Quroisy telah lolos dari kejaran Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam, dalam keberangkatan menuju Syam. Menjelang kepulangan mereka dari Syam ke Makkah, Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam mengutus Tholhah bin Ubaidillah dan Sa’ad bin Zaid ke arah utara untuk mengetahui beritanya. Sampailah keduanya di al-Haura dan tinggal di sana sampai melihat Abu Sufyan beserta kabilahnya telah melewatinya. Kemudian bergegas menuju Madinah dan menginformasikan tentang hal itu kepada Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam.
Kafilah tersebut membawa harta kekayaan yang besar nilainya. Seribu onta penuh muatan barang-barang berharga yang nilainya tidak kurang dari lima puluh ribu dinar emas. Kafilah itu hanya dikawal oleh sekitar empat puluh orang.
Sungguh hal itu merupakan kesempatan emas bagi pasukan Madinah, serta pukulan militer dan siasat ekonomi yang menentukan terhadap kaum musyrikin jika mereka kehilangan harta kekayaan bernilai besar itu. Oleh karena itu, Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam menyatakan kepada kaum muslimin.
قُرَيْشٍ فِيْهَا أَمْوَالُهُمْ، فَاخْرُجُوْا إِلَيْهَا لَعَلَّ اللهُ يَنْفَلِكُمُوْهَا
“Inilah Kafilah Quroisy, membawa harta kekayaan mereka. Berangkatlah menghadang mereka, mudah-mudahan Alloh memberikan harta itu kepada kalian.”
Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam tidak memaksakan kepada siapapun untuk ikut berangkat dalam peperangan tersebut, tetapi beliau menyerahkan hal itu kepada kemauan masing-masing. Sebab, tidak terlintas dalam pikiran beliau bahwa beliau akan berhadapan dengan pasukan Makkah sebagai pengganti dari kafilah dalam pertempuran yang dahsyat di badr. Oleh karena itu, banyak para sahabat di Madinah yang tidak ikut perang dalam peperangan itu. Mereka mengira bahwa keberangkatan Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam dalam hal itu tidaklah jauh berbeda dengan ekspedisi-ekspedisi sebelumnya. Oleh karena itu, ketidak ikutsertaan seseorang dalam peperangan tersebut tidaklah dipermasalahkan.
Allohu a’lam
Sumber : ar Rahiiq al Makhtuum, bahtsu fii as siiroh an Nabawiyah ‘ala Shohibiha afdholu ash sholatu was salam, Syaikh Shofiyurrohman al Mubaar Kafuuri, cet: daarul hadis Kairo.
Artikel : www.hisbah.net
Gabung Juga Menjadi Fans Kami Di Facebook Hisbah.net | Dakwah Al-Hisbah | Hisbah.Or.Id