Sesungguhnya hikmah di balik perintah shalat banyak sekali, di antaranya, yaitu :
1. Shalat merupakan rukun Islam teragung setelah dua kalimat syahadat
Nabi bersabda, “Islam dibangun di atas lima hal ; persaksian bahwa tiada Tuhan-yang haq disembah- selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah; mendirikan shalat; membayar zakat; mengerjakan haji ke Baitullah dan bepuasa Ramadan (Muttafaq ‘Alaihi)
2.Shalat adalah kembaran semua kewajiban dan rukun-rukun
Shalat merupakan ibadah yang paling banyak disebut di dalam al-Qur’an. Terkadang disebut secara khusus(tersendiri), seperti firman Allah dalam surat Huud: 114. Terkadang disebut berurutan dengan sabar, seperti firmanNya dalam Surat al-Baqarah: 153. Allah tidak menyebutkan shalat yang digandengkan dengan kewajiban-kewajiban yang lainnya melainkan Dia mendahulukan shalat atas selainnya. Misalnya, shalat disebutkan di dalam pembukaan amal-amal kebajikan dan penutupnya sebagaimana dapat kita lihat pada awal surat al-Mukminun.
3.Shalat merupakan induk semua ibadah
Di dalam shalat terdapat berbagai jenis bentuk ibadah yang lengkap; ibadah hati, akal, badan dan lisan. Ibadah lisan tercermin pada ucapan syahadatain, takbir, ta’awudz, basmalah, bacaan al-Qur’an, tasbih, tahmid, istighfar dan doa-doa. Ibadah anggota badan terefleksi pada aktivitas berdiri, ruku’, sujud, i’tidal, turun untuk sujud, mengangkat tangan dan duduk. Ibadah akal terefleksi pada aktivitas berfikir, merenungi (tadabbur) dan memahami. Sedangkan ibadah hati terefleksi pada kekhusyu’an, rasa takut, rasa ingin mendapat pahala, kenikmatan, ketundukkan dan tangis (karena rasa takut kapada Allah)
4.Shalat merupakan wasiat terakhir Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam
Dalam detik-detik terakhir keberadaannya di alam fana ini dan di saat-saat menghadapi sakaratul maut, Rasulullah hanya berwasiat tentang shalat dan masalah budak saja. Hal ini sebagaimana hadis shahih yang diriwayatkan dari Ali, dia berkata, “adalah kata terakhir Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- ‘Dirikanlah shalat, dirikanlah shalat takutlah kamu kepada Allah terhadap para budak.”
5.Shalat merupakan cahaya, bukti (hujjah) dan kecemerlangan
Rasulullah bersabda, “ Shalat adalah nur (cahaya) (HR. Muslim). Dalam sabdanya yang lain, “shalat itu adalah bukti (hujjah). Yakni bukti bagi keimanan palakunya.
Abu Darda berkata, “Shalatlah kamu dua rakaat di kegelapan malam untuk (menyinari) kegelapan kuburmu.
6.Shalat merupakan anugerah rabbani
Shalat memilki keistimewaan tak terhingga atas ibadah wajib lainnya, sebab Allah sendiri yang telah mewajibkannya karena mengagungkan kedudukannya. Lalu, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri pula yang langsung menerima perintah tersebut dari Allah subhanahu wata’ala tanpa perantara, yakni pada malam isra’. Karena itu, ia adalah anugerah Rabbani yang dianugerahkannya kepada Nabi dan kekasihNya, Muhammad-shallallahu ‘alaihi wasallam– pada malam yang begitu agung sebagai bentuk imbalan kepada beliau atas ibadahnya yang tulus kepada Rabbnya.
Sumber :
Diringkas dari “Ash-Shalah, Limadza?“ Muhammad bin Ahmad al-Miqdam, Dar Tayyibah, Makkah al-Mukarramah, cet, 1415 H.
Amar Abdullah
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet