Dalil Disyari’atkannya Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam Al-Qur’an, Hadits dan Ijma’

Dalil-dalil tentang disyariatkannya Al-Ihtisaab dalam Al-Qur-anul Karim :

Beberapa dalil dalam Al-Qur’an menentukan akan disyari’atkan Al-Hisbah (Amar Ma’ruf Nahi Munkar). Dan menentukan hal itu dengan jelas dan terang. Diantara dalil-dalil tersebut adalah :

1. Firman Allah ta’ala :

﴿وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imran : 104)

2. Firman Allah ta’ala :

﴿كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ﴾

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.(QS. Ali Imran : 110)

3. Firman Allah ta’ala :

﴿وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. At Taubah : 71)

4. Firman Allah ta’ala :

﴿لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا﴾

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.(QS. An-Nisa : 114)

Dalil-dalil tentang disyariatkannya Al-Ihtisaab (Amar Ma’ruf Nahi Munkar) dalam As Sunnah :

Datang sejumlah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menentukan dengan jelas dan terang akan disyari’atkannya Al-Hisbah (Amar Ma’ruf Nahi Munkar). Dan memerintah pribadi-pribadi yang berad di masyarakat Islam untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Dan di antara hadits-hadits tersebut :

1. Hadits Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلَسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ»

“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, jika ia tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

2. Dan di dalam Ash Shahiihain dari Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

«إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ فِي الطُّرُقَاتِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا لَنَا بُدٌّ مِنْ مَجَالِسِنَا نَتَحَدَّثُ فِيهِا، قَالَ: فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا الْمَجْلِسَ فَاعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ, قَالُوا: مَا حَقُّهُ؟ قَالَ: غَضُّ الْبَصَرِ، وَكَفُّ الْأَذَى، وَرَدُّ السَّلَامِ، وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ»

“Berhati-hatilah kalian terhadap duduk-duduk di jalan-jalan.” Mereka (para sahabat) berkata : Wahai Rasulullah kami tidak dapat menghindari majelis-majelis kami yang kami berbincang-bincang di dalamnya. Beliau bersabda : “Jika kalian enggan kecuali majelis itu maka berilah jalan haknya. Mereka (para sahabatnya) mengatakan : Apakah haknya? Beliau bersabda : “Menundukkan pandangan, menahan gangguan, menjawab salam, dan beramar ma’ruf nahi munkar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Dan di dalam Shahiih Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam bersabda :

«مَا مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللَّهُ تَعَالَى فِي أُمَّةٍ قَبْلِي إِلَّا كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَاريُّونَ وَأَصَحَابٌ، يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ، ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهُمْ خُلُوفٌ يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ، وَيَفْعَلُونَ مَا لَا يُؤْمَرُونَ، فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الْإِيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَل»

“Tidaklah seorang Nabipun yang Allah Ta’ala utus di suatu umat sebelumku kecuali memiliki pengikut-pengikut setia dan sahabat-sahabat. Mereka mengambil sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian datang generasi-generasi setelahnya yang mengatakan apa tidak mereka ketahui dan tidak diperintahkan. Maka barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya maka ia adalah mukmin. Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan lisannya maka ia adalah mukmin. Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan hatinya maka ia adalah mukmin. Dan tidak ada di belakang itu semua keimanan sebesar biji atom.”

Dalil Disyari’atkannya Al-Hisbah berdasarkan Ijma’:

Telah sepakat umat Islam dalam mengikuti ulama salaf yang mu’tabar (diakui keilmuannya)  atas wajibnya Al-Hisbah (Amar Ma’ruf Nahi Munkar) berdasarkan sandaran mereka terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Berkata Imam An-Nawawi rahimahullah ­:

“Telah saling sepakat akan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar Al-Qur’an, As Sunnah, dan Ijma’ umat.” (Syarh Shahiih Muslim jilid. 2 hlm. 122. Cetakan ke-4, Darul Ma’rifah)

Berkata Imam Ibnu Hazm rahimahullah :

“Dan telah sepakat para imam seluruhnya akan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, tanpa ada perselisihan dari salah satu di antara mereka.” (Al Fashl Fil Milal Wan Nihal jilid. 5 hlm. 19)

Dan berkata Abu Bakar Al-Jashshaash rahimahullah :

“Allah Ta’ala menekankan kewajiban amr ma’ruf nahi munkar dalam beberapa tempat dalam Kitab-Nya. Dan telah menjelaskannya (kewajiban amar ma’ruf nahi munkar) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat-riwayat yang mutawaatir darinya (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) tentangnya (kewajiban amar ma’ruf nahi munkar). Dan telah sepakat para salaf dan fuqaha dari berbagai negeri akan kewajibannya…” (Ahkaamul Qur’aan jilid. 4 hlm. 154).


Penyusun : Syaikh Muhammad Husain Hannab

Penerjemah : Triadi Wicaksono

Artikel : www.hisbah.net

Fans Page hisbah.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *