Al-Qur’an selalu menyebutkan kisah-kisah umat-umat terdahulu untuk dibaca dan diambil pelajarannya oleh kita umat Nabi Muhammad ﷺ. Salah kisah yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah kisah seorang yang berdakwah mengajak kaumnya untuk beriman kepada rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Yang menarik dari kisah ini, Allah tidak hanya mengutus satu rasul kepada mereka tetapi tiga rasul sekaligus! Bagaimana kisahnya, apa peran dai yang tadi tersebut? mari kita pelajari Surah Yasin dari ayat 13-27 berikut!
Awal Dakwah
Allah berfirman:
وَٱضرِب لَهُم مَّثَلًا أَصحَٰبَ ٱلقَريَةِ إِذ جَاءَهَا ٱلمُرسَلُونَ. إِذ أَرسَلنَا إِلَيهِمُ ٱثنَينِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزنَا بِثَالِث فَقَالُواْ إِنَّا إِلَيكُم مُّرسَلُونَ. قَالُواْ مَا أَنتُم إِلَّا بَشَر مِّثلُنَا وَمَا أَنزَلَ ٱلرَّحمَٰنُ مِن شَيءٍ إِن أَنتُم إِلَّا تَكذِبُونَ.
“Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu.” Mereka menjawab: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.” (QS. Yasin: 13-15)
Allah mengutus dua rasul kepada penduduk suatu negeri untuk mengajak mereka beriman kepada Allah. banyak para ulama mufassirin yang yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah negeri Anthakiyah.
Pada mulanya Allah mengutus kepada mereka dua orang rasul, namun penduduk Negeri Anthakiyah membangkang dan mendustakan apa yang mereka bawa. Maka Allah mengirim satu rasul lagi untuk menguatkan dakwah dua rasul sebelumnya. Maka berdakwahlah ketiga rasul tersebut seraya memberi tahu kaum Negeri Anthakiyah tersebut bahwa mereka bertiga adalah para utusan Allah, Namun mereka tetap membangkang dan mendustakan dengan dalih bahwa tiga rasul tersebut hanyalah manusia biasa yang tidak lebih dari mereka, menurut keyakinan mereka andai para rasul tersebut memang utusan Allah pasti mereka berbeda dengan mereka, pasti mereka dari kalangan malaikat bukan manusia biasa.
Perbincangan Antara 3 Rasul dan Penduduk Anthakiyah
Allah berfirman:
قَالُواْ رَبُّنَا يَعلَمُ إِنَّا إِلَيكُم لَمُرسَلُونَ .وَمَا عَلَينَا إِلَّا ٱلبَلَٰغُ ٱلمُبِينُ. قَالُواْ إِنَّا تَطَيَّرنَا بِكُم لَئِن لَّم تَنتَهُواْ لَنَرجُمَنَّكُم وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيم. قَالُواْ طَٰئِرُكُم مَّعَكُم أَئِن ذُكِّرتُم بَل أَنتُم قَوم مُّسرِفُونَ.
“Mereka (para rasul) berkata: “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu” Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.” Mereka (penduduk Anthakiyah) menjawab: “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami.” Rasul-rasul itu berkata: “Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas“.” (QS. Yasin: 16-19).
Para rasul tersebut berusaha meyakinkan Penduduk Anthakiyah bahwa mereka memang diutus oleh Allah dan Allah tahu bahwa mereka adalah para utusannya, andai mereka bertiga memang berdusta pasti Allah sudah mengadzab dan mempermalukan mereka. Kemudian para rasul tesebut menjelaskan bahwa kewajiban mereka hanyalah menyampaikan wahyu Allah kepada mereka, baik mereka menolak atau menerima itu antara mereka dengan Allah, yang penting tugas para rasul tersebut hanyalah menyampaikan.
Penduduk kalah argumen dalam berdebat, mereka tidak bisa membantah bahwa para rasul itu benar-benar utusan Allah karena jika mereka berdusta pasti Allah mengadzab dan mempermalukan mereka. Akhirnya Penduduk Anthakiyah mengalihkan pembicaraan kepada hal lain, mereka menuduh para rasul tersebut sebagai pembawa sial bagi mereka. Bahkan mereka juga mengancam akan menyiksa atau melempar para rasul tersebut dengan batu jika mereka tidak berhenti berdakwah. Namun para rasul tersebut mengembalikan perkataan mereka kepada mereka sendiri, kesialan yang mereka dapat diakibatkan oleh perbuatan mereka sendiri. Kemudian mereka membantah argumen konyol orang-orang kafir tersebut dengan perkataan, “Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas.”
Ibnu Katsir mengatakan, “maksudnya adalah: kalian mengatakan bahwa kami membawa sial karena kami mengajak kalian menyembah kepada Allah satu-satunya dan mengikhlashkan ibadah hanya kepadanya, hanya karena itu kalian mengatakan perkataan itu dan mengancam kami? Kalian benar-benar kaum yang melampaui batas.”
Qatadah berkata, “ketika kami mengingatkan kalian kepada Allah kalian mengatakan kami membawa sial, sungguh kalian adalah kaum yang melampaui batas.”
Demikianlah kisah dakwah tiga rasul Allah yang kisahnya diabadikan dalam Surah Yasin namun nama mereka tidak disebutkan. Kisah mereka tidak selesai disini, masih ada lanjutannya dalam ayat-ayat berikutnya tentang seorang yang beriman yang mengajak kaumnya untuk beriman kepada Allah dan 3 rasul tersebut yang insyallah akan kami paparkan pada artikel selanjutnya.
Bersambung… …
Wallahu a’lam bisshowab
Penyusun: Arinal Haq
Saya sangat ingin tau kelanjutannya. Semoga berkenan untuk menyampaikan link nya ke email saya. Terima kasih