Pertanyaan :
Apakah hanya dengan mengaku bersalah (sebagai bentuk taubat), disertai tauhid memastikan seseorang mendapat ampunan dan menghilangkan akibat buruk dosa ataukah diperlukan pula hal lain ?
Jawaban :
Sesungguhnya yang dapat memastikan pengampunan, di samping tauhid, adalah bertaubat sesuai dengan yang diperintahkan, kerena kemusyrikan tidak diampuni oleh Allah kecuali dengan taubat.
Sebagaimana firman Allah azza wa jalla,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya (Qs. an-Nisa : 116)
Ayat seperti ini tercantum di dua tempat dalam al-Qur’an. Sedangkan selain kemusyrikan, bila pelakunya bertaubat akan diampuni. Tetapi bila tidak bertaubat, maka tergantung pada kehendak Allah, sebagaimana firman-Nya,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs. az-Zumar : 53)
Ayat ini berkenaan dengan orang-orang yang bertaubat. Karena itu, ia berlaku umum, mutlak, dan pasti, bahwa Allah akan mengampuni semua dosa. Adapun dalam ayat tersebut (dalam Surat an-Nisa), Allah berfirman,
وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya … (Qs. an-Nisa : 116)
Jadi, dosa yang diampuni tersebut dikhususkan untuk selain kemusyrikan dan dikaitkan dengan kehendak Allah. Sesungguhnya dosa kemusyrikan tidak diampuni oleh Allah kecuali dengan taubat, sedangkan selain kemusyrikan akan diampuni oleh Allah jika pelaku bertaubat. Bahkan, terkadang bagi mereka yang Dia kehendaki, dosa tersebut juga diampuni meski ia tidak bertaubat. Maka taubat yang disertai dengan tauhid, tentu akan memastikan didapatnya ampunan. Jika dosa tersebut telah diampuni, hilanglah siksaannya, karena ampunan merupakan penjaga dari keburukan dosa.
Jika pelaku dosa telah bertaubat, tetapi kemudian ia ditimpa bencana yang menyebabkannya mendapat tambahan pahala, maka hal ini tidak menafikan ampunan.
Wallahu A’lam
Sumber :
At-Taubatu Wa al-Istighfaru, karya : Syaikhul Islam Taqiyuddin Ahmad bin Abdilhalim bin Taimiyyah, Tahqiq : Muhammad Umar al-Haji dan Abdullah Badran (ei, hal. 90-91).
Amar Abdullah bin Syakir