Contoh Kemungkaran Akhlaq yang Lainnya

Pembaca yang budiman…

Telah kita ketahui bahwa nabi shallallohu ‘alaihi wasallam seringkali berdoa kepada Alloh ta’ala, dengan mengatakan,

اللهم إني أعوذ بك من منكرات الأخلاق والأعمال والأهواء

Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kemunkaran-kemungkaran akhlaq, perbuatan dan Hawa Nafsu. (HR. at Tirmidzi, no.3591)

Abu Isa mengatakan, ini adalah hadits hasan Ghorib. Dan paman Ziyad bin ‘Ilaqoh yaitu Quthbah bin Malik. Syaikh al Albani mengatakan, “ Shohih “.

Dan, kita juga telah mengetahui bahwa yang dimaksud dengan ‘ akhlaq di dalam doa beliau tersebut adalah ‘amal-amal bathin, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh  Muhammad Abdurrohman bin Abdurrohim al Mubar Kafuriy Abu al ‘Ala di dalam kitabnya, “Tuhfatul ahwadzi bi syarhi Jami’ at Tirmidzi tatkala menjelaskan maksud akhlaq dalam hadis ini.

Pembaca yang budiman…

Dan, kita telah menyebutkan contoh bentuk kemungkaran pada akhlaq(amal amal bathin), yaitu: “Tidak ridho terhadap takdir Alloh ta’ala”. Kita katakan bahwa hal ini termasuk kemungkaran akhlaq, karena hal tersebut dinilai buruk oleh syariat. Sedangkan yang baik-menurut syariat- adalah hendaknya seseorang ridho terhadap taqdir Alloh ta’ala.

Selanjutnya, maka berikut ini akan kita sebutkan contoh kemungkaran akhlaq yang lainnya. 

Pembaca yang budiman…

Contoh kemungkaran Akhlaq yang lainnya adalah “riya“, yaitu seseorang menginginkan dari amalnya agar dilihat oleh orang lain. sebagaimana gambaran sederhana yang tercermin dalam hadits Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam:

           

« أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر »

“Perkara yang sangat aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil”(HR.Ahmad)

Kemudian, setelah itu beliau ditanya tentang maksud dari syirik kecil tersebut. lantas, beliau menjawab, “Riya“. Kemudian beliau memberikan penjelasan, mengenai gambarannya yaitu:

« يقوم الرجل فيصلي فيزين صلاته لما يرى من نظر رجل إليه »

“Seseorang bangun lalu mengerjakan sholat, maka ia memperindah sholatnya tatkala ia mengetahui orang lain memandang ke arahnya.”

(HR. ibnu Majah)

Ya, tidak diragukan bahwa ini merupakan kemungkaran akhlaq. Karena hal ini dinilai sebagai suatu keburukan. Bahkan termasuk keburukan yang sangat ditakutkan oleh nabi shallohu ‘alaihi wasalam atas ummatnya.

Adapun yang diinginkan oleh syariat adalah seseorang ikhlash semata-mata karena Alloh ta’ala dalam menjalankan segala bentuk peribadatannya kepada Alloh ta’ala, termasuk saat seseorang menjalankan sholat.  Perhatikan firman Alloh:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (yakni: jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan)”(Qs. an Bayyinah : 5)

Akhirnya, semoga Alloh melindungi kita dan saudara kita – kaum muslimin di mana pun mereka berada dari segala bentuk kemungkaran akhlaq, termasuk “riya“. Amien.  Wallohu a’lam

Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau. (Abu Umair)

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *