Contoh Hisbah Di Zaman Khulafaur Rasyidin (Bagian 1)

Mengenal sejarah adalah salah satu cara terpenting untuk meningkatkan kualitas suatu generasi. Dengan mengenal sejarah kita akan banyak belajar bagaimana keadaan para pendahulu kita, sehingga dengan demikian kita dapat mengambil berbagai pelajaran.

Dalam artikel ini kita akan mengenal tentang amar ma’ruf nahi mungkar atau hisbah di zaman Khulafaur Rasyidin yang empat. Kita akan mengambil peristiwa-peristiwa yg paling terkenal yang berkaitan dengan amar ma’ruf nahi mungkar, bagaimana mereka melaksanakannya, dan apa saja peristiwa yang paling terkenal di zaman mereka.

1. Di zaman Abu Bakar ra.

Abu bakar adalah khalifah setelah Rasulullah SAW dengan masa terpendek, yaitu kurang lebih dua setengah tahun. Walau demikian, dalam masa yang pendek tersebut beliau berhasil berbuat hal-hal besar yang senantiasa akan dicatat oleh sejarah.

Peran terbesar yang beliau sumbangkan kepada umat islam adalah pemberantasan kemungkaran besar yang tersebar di sebagian kabilah, yaitu orang-orang murtad dan nabi-nabi palsu yang meracuni tubuh umat islam yang muncul setelah wafatnya Nabi SAW. Memberantas kemungkaran ini adalah ujian dan tantangan yang tidak mudah bagi Abu Bakar ra dan kaum muslimin.

Orang-orang yang murtad di zaman Abu bakar ra terbagi menjadi tiga bagian:

Pertama, orang-orang yang menolak untuk mengeluarkan zakat,

Kedua, mereka yang mengaku-ngaku jadi nabi.

Ketiga, mereka yang murtad secara mutlak.

Waktu itu sebagian kabilah arab sudah keluar dari islam, baik dengan cara tidak mengeluarkan zakat walaupun masih menunaikan sholat, atau mengangkat nabi palsu, atau dengan terang-terangan murtad dan keluar dari islam secara utuh.

Namun dengan taufik dari Allah SWT dan dengan kekuatan keinginan sang khalifah disertai dukungan dari sahabat-sahabat yang lain, Abu Bakar mengangkat senjata untuk memerangi mereka hingga beliau berhasil memberantas mereka semua. Ini adalah salah satu cara merubah kemungkaran dengan tangan, karena Abu Bakar ra seorang pemimpin dan memiliki wewenang untuk mengambil tindakan.

2. Di zaman Umar bin Khatthab ra.

Umar bin Khatthab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar ra. Beliau sangat terkenal dengan keberanian dan ketegasannya yang tak kenal kompromi dengan kemungkaran. Dimana ada kemungkaran, beliau tidak ragu-ragu untuk segera mengingkarinya. Beliau dijuluki dengan ‘Al-Faruq’ yaitu yang menjadi pembeda antara yang hak dan yang batil. Umar bin Khatthab juga tidak ragu-ragu untuk mengemukakan pendapatnya ketika merasa bahwa pendapatnya benar dan dapat mendatangkan mashlahat atau suatu kebaikan, karena itu salah satu bentuk amar ma’ruf.

Suatu saat di malam bulan Ramadan beliau masuk masjid dan melihat kaum muslimin shalat teraweh sendiri-sendiri, karena memang begitu yang mereka laksanakan dari zaman Rasulullah SAW, maka beliau menyuruh mereka untuk bersatu dalam satu jamaah dibelakang satu imam karena beliau melihat itu lebih baik dan mashlahat.

Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abdurrahman bin Abdul Qari bahwasanya ia berkata, “saya pernah keluar ke masjid bersama Umar bin Khatthab ra suatu malam di bulan Ramadan. Ternyata orang-orang disana shalat terpisah-pisah, setiap dari mereka shalat sendiri-sendiri, dan ada juga orang yang sholat dan dimakmumi oleh sekelompok orang, maka Umar berkata: ‘menurutku jika aku mengumpulkan mereka dibelakang satu qari’ (imam) maka itu lebih baik,’ kemudian ia laksanakan tekadnya dan ia mengumpulkan mereka dan diimami oleh Ubay bin Ka’ab ra, kemudian aku keluar lagi di lain malam bersamanya ketika kaum muslimin sedang shalat dibelakang qari’ (imam) mereka, maka Umar berkata (ketika melihat mereka): ‘alangkah baiknya bid’ah ini, dan mereka yang tidur terhadap shalat ini lebih baik dari mereka yang menunaikannya.’ Yang ia maksud adalah mereka yg tidur untuk sholat di akhir malam, sedang orang-orang yg beliau lihat saat itu sedang shalat di awal malam.”

Demikianlah beberapa kisah amar ma’ruf nahi mungkar yang paling terkenal dari kedua sahabat mulia Abu Bakar dan Umar bin Khatthab radhiyllahu ’anhuma, dan masih banyak lagi kisah amar ma’ruf nahi mungkar kedua sahabat mulia ini anda bisa membacanya dalam biografi keduanya yang telah kami liput di artikel-artikel sebelumnya.

Sedangkan kedua khalifah berikutnya Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan insyallah akan kami bahas di artikel berikutnya.

Penyusun: Arinal Haq

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *