خطورة ترك النهي عن المنكر
Agama diturunkan sebagai pedoman hidup bagi sekalian Umat Manusia, dan Islam sebagai agama samawi yang terakhir dan diridhoi.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Kemudian, sebagai rambu-rambunya, Allah Ta’ala menurunkan perintah untuk dijalankan, dan larangan untuk dijauhi.
Maka barangsiapa yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, maka telah mengimplementasikan takwa yang dengannya Allah Ta’ala akan makmurkan kehidupan dunia dan akhiratnya.
Sebagaimana firman-Nya:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al- A’raf: 96)
Maka, jika perintah sudah tidak dipatuhi dan larangan sudah tidak digubris, yang terjadi adalah kebalikannya, yaitu Allah Ta’ala akan menurunkan hukuman-Nya.
Sebagaimana yang berlaku pada Bani Israil, Allah Ta’ala berfirman:
(لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ. كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ)
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu”. (QS. Al- Maidah: 78-79)
Maka jangan sampai kita Umat Islam sebagai sebaik-baik umat sampai melakukan apa yang dilakukan oleh Bani Israil.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam pun bersabda mewanti-wanti:
مَا مِنْ رَجُلٍ يَكُونُ فِي قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيهِمْ بِالْمَعَاصِي يَقْدِرُونَ عَلَى أَنْ يُغَيِّرُوا عَلَيْهِ فَلَا يُغَيِّرُوا إِلَّا أَصَابَهُمْ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَمُوتُوا
“Tidaklah seorang laki-laki berada pada sebuah kaum yang di dalamnya dilakukan suatu kemaksiatan, mereka mampu mengubah kemaksiatan tersebut lalu tidak melakukannya, maka Allah akan menimpakan siksa kepada mereka sebelum mereka meninggal.” (HR Abu Dawud)
Dan peringatan ini penting, sehingga kita dapat menyepelekan kemungkaran yang terjadi di depan mata dengan dalih tidak enak hati, segan, khawatir dan lain sebagainya.
Karena itu semualah yang perlahan-lahan merusak Bani Israil.
عن طارق بن شهاب قال: لحذيفة:
أتركت بنو إسرائيل دينها في يوم؟
قال: لا، ولكنهم كانوا إذا أمروا بشيء تركوه. وإذا نهوا عن شيء ركبوه. حتى انسلخوا من الدين كما ينسلخ الرجل عن قميصه”.
الإبانة
Dari Thariq bin Syihab, ditanyakan kepada Hudzaifah:
Apakah Bani Israil melepas agamanya dalam satu hari?
Dia menjawab:
Tidak, akan tetapi apabila mereka diperintahkan dengan sesuatu mereka tidak melaksanakannya. Apabila dilarang dari sesuatu, malah mereka lakukan.
Hingga mereka lepas dari agama seperti orang yang melepaskan pakaiannya.
(Al- Ibanah)
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita taufik dan petunjuk-Nya, sehingga dapat menerapkan hukum Islam secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari kita.