Allah azza wajalla berfirman,
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَؤُلَاءِ أَهْدَى مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab? Mereka beriman dengan jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman (Qs. An-Nisa : 51)
Firman-Nya, يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ , Mereka beriman dengan jibt dan thaghut, sahabat Umar bin Khaththab mengatakan, “ al-Jibti adalah “ilmu sihir”, dan ath-Thaghut adalah setan.
Dan sahabat Jabir menuturkan, “thaghut-thaghut adalah para dukun yang selalu didatangi oleh setan, dan pada setiap kampung ada satu dukun.
& Penjelasan :
Firman-Nya,
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab?
Yakni, apakah kamu tidak tahu-wahai Muhammad- perkara mereka orang-orang Yahudi yang diberikan kepada mereka sebagian dari ilmu (at-Tafsir al-Muyassar, 2/51)
Firman Allah ta’ala,
يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ ,
Mereka beriman dengan jibt dan thaghut
Ini merupakan bentuk dari keburukan perilaku orang-orang Yahudi dan kedengkian mereka terhadap Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam- dan orang-orang yang beriman, menjelaskan kepada kita akhlak mereka yang sedemikian hina dan tabiat mereka yang sedemikian buruk. Di mana hal-hal tersebut menjadikan mereka meninggalkan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka menggantinya dengan iman dengan al-Jibt dan thaghut, yaitu iman dengan segala sesuatu peribadatan kepada selain Allah dan berhukum dengan selain syariat Allah. Maka, masuk ke dalam hal ini adalah sihir dan perdukunan, dan peribadatan kepada selain Allah, dan mentaati setan. Kesemuanya ini termasuk ke dalam cakupan makna “al-Jibti dan Thaghut” (Taisir al-Karimi ar-Rahman Fii Tafsiiri Kalami al-Mannan, 1/182)
Firman-Nya,
وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَؤُلَاءِ أَهْدَى مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا
dan mereka mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman,
yakni, mereka (orang-orang Yahudi) lebih mengunggulkan orang-orang kafir ketimbang orang-orang Islam. Hal itu mereka lakukan karena kebodohan mereka dan buruknya kualitas agama mereka serta pengingkaran/penyelisihan mereka terhadap kitabullah (taurat) yang berada pada genggaman tangan mereka. (Tafsir al-Qur’an al-Azhim, 2/334)
Ayat ini merupakan celaan bagi orang Yahudi yang beriman dengan sihir, dan sihir banyak didapatkan pada kalangan orang-orang Yahudi. Dan bila Allah telah mencela, melaknati, dan murka terhadap mereka, disebabkan sihir tersebut, maka ini menunjukkan bahwa sihir merupakan hal yang diharamkan, dan termasuk dosa besar, dan bila pada praktek sihir tersebut ada kesyirikan kepada Allah, maka sihir tersebut adalah syirik kepada Allah, begitu pula seluruh jenis sihir.
Shahabat Umar bin Khaththab menuturkan “al-Jibt adalah ilmu sihir”, dan thaghut adalah setan. Maksud ungkapan beliau “al-Jibt” adalah sebuah sebutan yang umum, sehingga mencakup banyak hal, dan di antara yang paling menonjol bagi orang yahudi adalah ilmu sihir, sehingga mereka beriman kepada al-Jibt, yaitu ilmu sihir, dan juga beriman kepada thaghut, yaitu setan, dan yang dimaksud dengan setan adalah, segala sesuatu yang mereka taati, dan jauh dari kebenaran. (Mukhtashar Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 134)
Wallahu a’lam
Penulis : Amar Abdullah bin Syakir
Referensi :
- At-Tafsir al-Muyassar, Sekumpulan Ulama Pakar Tafsir
- Mukhtashar Syarh Kitab at-Tauhid, Muhammad bin Husain al-Qahthoni, (pensyarah : Syaikh Sholeh bin Abdul Aziz Alu Syaikh)
- Tafsir al-Qur’an al-Azhim, Abul Fida Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi ad-Damasyqi
- Taisir al-Karimi ar-Rahman Fii Tafsiiri Kalami al-Mannan, Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy