Ramadhan telah berlalu, namun ia meninggalkan banyak sekali pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Di antaranya,
1. Menahan diri dari hawa nafsu
Hal ini sangat terasa kita rasakan saat berpuasa di siang hari pada bulan itu. Mengapa kita lakukan hal itu ? karena jika kita menuruti ajakannya, niscaya hal tersebut berdampak tidak baik bagi puasa yang tengah kita lakukan, boleh jadi merusaknya, boleh jadi mengurangi pahalanya, bahkan boleh jadi pula menjadi sebab batalnya puasa tersebut. Maka, larangan syariat sejatinya kemaslahatan kembali kepada diri kita sendiri. Oleh karena itu, semoga kita juga dapat untuk menahan hawa nafsu kita dari segala perkara yang diharamkan syariat di luar bulan puasa. Amin. Hal ini sangat kita butuhkan, karena sepanjang hidup masih dikandung badan seseorang selalu diliputi oleh nafsu, jika ia tidak dapat mengendalikannya, maka kebinasaan akan menimpanya.
2. Memenuhi panggilan Allah dan RasulNya
Ya, orang yang beriman – di bulan ramadhan- memenuhi panggilan Allah berupa puasa di siang harinya sebulan lamanya. Jika seorang yang beriman mampu memenuhi panggilan Allah yang satu ini, maka seharusnya ia berusaha kuat agar mampu pula selalu memenuhi panggilan Allah di waktu-waktu lainnya.
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُوااسْتَجِيبُوالِلَّهِوَلِلرَّسُولِإِذَادَعَاكُمْلِمَايُحْيِيكُمْوَاعْلَمُواأَنَّاللَّهَيَحُولُبَيْنَالْمَرْءِوَقَلْبِهِوَأَنَّهُإِلَيْهِتُحْشَرُونَ [الأنفال : 24]
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan” (Qs. Al-Anfal : 24)
3. Cinta dan Gemar Melakukan Kebaikan
Banyak bentuk kebaikan yang sedemikian rupa, banyak orang yang beriman lakukan saat itu, bahkan kualitasnya meningkat. Hal demikian itu karena terdorong untuk meraup sebanyak-banyaknya pahala dari Allah ta’ala. Jika seorang yang beriman pada saat itu mencintai dan gemar melakukan kebaikan bahkan meningkatkan kualitasnya, maka setalah ramadhan patut kiranya hal tersebut dijaga. Karena, pahala dari Allah ta’ala bagi orang –orang yang melakukan kebaikan bukan hanya terdapat di bulan ramadhan saja. Bahkan, jika saja seseorang tidak lagi cinta atau tidak lagi gemar melakukan kebaikan setelah bulan ramadhan, sejatinya ia mengalami kemunduran yang justru akan merugikan dirinya sendiri.
4. Kepedulian kepada Orang Lain Terlebih Kepada Faqir Miskin
Di antara bentuk yang diajarkan saat di bulan ramadhan adalah seorang dimotivasi oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk gemar bersedekah, seperti dalam bentuk memberikan buka puasa dan lainnya. Ini adalah salah satu contoh bukti nyata sebuah kepedulian kepada orang lain, terutama adalah kepada orang yang membutuhkan seperti orang-orang faqir dan orang-orang miskin. Maka, hal ini patut kiranya ditumbuh suburkan dalam jiwa-jiwa kita.
5. Kebersamaan dalam Ketaatan
Hal ini seperti tercermin dalam anjuran Rasulullah tentang memulai dan mengakhiri puasa. Beliau menjadikan patokan “terlihatnya hilal” sebagai simbol penyatuan kapankah mereka berpuasa dan kapankah mereka berbuka. Bahkan, dalam hadis berikut,
عن أبي هريرة : أن النبي صلى الله عليه و سلم قال الصوم يوم تصومون والفطر يوم تفطرون
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,’ puasa adalah hari di mana kalian berpuasa dan berbuka adalah pada hari kalian berbuka (HR. At Tirmidzi, no. 697)
6. Kepatuhan kepada Batasan yang Ditentukan Allah dan RasulNya
Hal ini terdapat pada kepatuhan kita untuk tidak memulai puasa melainkan jika batasan yang telah Allah dan rasulNya tentukan telah muncul, yaitu, “terbitnya fajar”. Dan kita juga tidak mengakhiri puasa setiap hatinya melainkan jika batasan yang telah Allah dan Rasulnya tentukan muncul, yaitu “ tenggelamnya matahari”. Maka, menjaga batasan-batasan yang telah Allah dan RasulNya tentukan, tidak melanggarnya, tidak melampoinya haruslah dipertahankan, karena Allah dan RasulNya juga telah memberikan aturan main, ketentuan-ketentuan, hukum-hukum bagi kita yang berlaku sepanjang kehidupan.
Demikianlah, beberapa catatan pelajaran dari bulan ramadhan yang dapat penulis sebutkan. Mudah-medahan memberikan manfaat kepada penulis dan juga kepada Anda, para pembaca yang budiman. Amin
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis : Amar Abdullah